Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, dalam seminar bertemakan sukuk untuk pembiayaan infrastruktur dan strategi keuangan inklusif di rangkaian agenda sidang tahunan ke-41 Islamic Development Bank (IDB) mengatakan di Indonesia telah menerbitkan sukuk negara mulai dari 2008.
Bambang memamerkan, penerbitan sukuk negara hingga 10 Mei 2016 telah mencapai Rp503 miliar atau sekitar USD38 miliar. Sementara, yang outstanding atau masih berjalan sebesar Rp380 miliar atau USD29 miliar.
"Sukuk negara yang outstanding berkontribusi 15 persen dari total penerbitan surat berharga negara (SBN)," kata Bambang di JCC, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (17/5/2016).
Di hadapan para duta dari berbagai negara, Bambang menjelaskan, Pemerintah menerbitkan sukuk dalam dua mata uang yakni USD untuk pasar internasional, dan rupiah untuk pasar domestik.
Sementara untuk sukuk USD, dia mengklaim Indonesia sebagai penerbit terbesar. Sejak 2009, kata mantan Dekan FE UI ini, total penerbitan sukuk domestik telah mencapai USD10,15 miliar dengan nilai yang outstanding yakni USD9,5 miliar.
"Penerbitan terakhir kami di Maret mendapat respons positif dari investor. Dari penerbitan yang ditawarkan USD2,5 miliar, yang minat sampai USD8,6 miliar atau 3,5 kali lipatnya," pungkas Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News