"Jadi kalau ada yang tanya kenapa pertumbuhan ekonomi melambat, salah satunya karena Rp273,5 triliun dan masih mengendon di bank (daerah)," ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, di kantornya, Jalan DR Wahidin, Jakarta, Rabu (5/8/2015) malam.
Dirinya menambahkan, total dana pemda yang ada di BPD juga terus meningkat tiap bulan sejak Januari sampai dengan Mei, mulai dari Rp169 triliun, Rp180 triliun, Rp227,7 triliun, Rp253,7 triliun, hingga sebesar Rp255,3 triliun di Mei.
Anggaran dana transfer ke daerah yang mencapai Rp664,6 triliun dalam APBN Perubahan (APBN-P) 2015, juga dinilai menyebabkan pemerintah daerah kewalahan dalam mengelola dana tersebut.
"Daerah kita banyak yang kewalahan, jadi larinya ke bank. Tapi yang paling penting, harusnya itu jadi aktivitas dan kegiatan. Ini sudah jadi concern, kami sudah imbau Pemda," jelas dia.
Selain itu, pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak juga dinilai menjadi penyebab dana daerah tidak tersalur secara cepat. "Mungkin incumbent ingin keluarkan banyak dana di luar kampanye. Biasanya kan begitu. Jadi mungkin baru jalan di September," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News