"Proyek ini akan membantu pemerintah Indonesia meningkatkan ketahanan energi dan memperbesar pasokan dari berbagai sumber terbarukan dan gas alam dalam bauran energi ke depannya," kata Senior Energy Specialist Departemen Asia Tenggara ADB Pradeep Tharakan sebagaimana dikutip dari Antara, Minggu (4/10/2015).
Tharakan menjelaskan pemberian bantuan itu karena sektor energi Indonesia kekurangan investasi akibat subsidi bahan bakar maupun listrik yang berlangsung puluhan tahun.
Kondisi itu, lanjut dia, menyebabkan buruknya akses ke berbagai opsi energi modern, padahal Indonesia memiliki sumber daya energi yang relatif sangat besar. Dari dana tersebut, kata dia, sebanyak USD100 juta berasal dari ASEAN Infrastructure Fund yang dikelola ADB akan digunakan untuk meningkatkan tata kelola sektor energi dengan menurunkan subsidi, menjalankan tarif berdasarkan pemulihan biaya (cost recovery), dan meningkatkan kinerja PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Selain itu, program tersebut akan membantu perampingan lisensi dan izin proyek energi melalui pengurusan satu atap, memungkinkan perusahaan swasta memanfaatkan jalur transmisi PLN untuk menjual listrik langsung ke pengguna akhir di lokasi terpencil, serta memberi kepastian aturan yang lebih kuat di subsektor minyak dan gas.
"Pemberian kepastian aturan yang lebih kuat dalam subsektor minyak dan gas, misalnya melalui proses yang konsisten terkait dengan kontrak bagi hasil minyak dan gas yang masa berlakunya hampir selesai," katanya.
Program pinjaman yang berpotensi dilengkapi dengan pembiayaan bersama senilai USD800 juta dari para mitra pembangunan ini juga siap mendukung agenda elektrifikasi pemerintah dan membuka jalan bagi penerapan teknologi bahan bakar fosil yang lebih bersih, seperti penyerapan dan penyimpanan karbon pada skala memadai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News