Pengamat pajak Yustinus Prastowo. (FOTO: MTVN/Desi Angriani)
Pengamat pajak Yustinus Prastowo. (FOTO: MTVN/Desi Angriani)

RAPBN 2018 Moderat tapi Perlu Kerja Ekstra

Desi Angriani • 22 Agustus 2017 12:09
medcom.id, Jakarta: Center for Indonesia Taxation Analysis mengapresiasi asumsi makro yang disusun pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanaja Negara (RAPBN) 2018. Target RAPBN dinilai moderat dan kredibel sesuai dengan kondisi perekonomian nasional dan situasi global.
 
Direktur Eksekutif CITA Yustinus Prastowo mengatakan, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,4 persen pada 201, pemerintah harus berkerja lebih keras. Pertimbangan ini atas dasar kinerja pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya dan dampak keekonomian dari pembangunan infrastruktur yang baru dirasakan secara signifikan setelah 2019.
 
"Ini menjadi pertanda baik bagi kendali pengelolaan perekonomian nasional, khususnya kebijakan fiskal yang berkesinambungan sehat. Tapi pemerintah perlu ekstraordinary effort untuk mencapai pertumbuahan ekonomi 5,4 persen," katanya dalam diskusi bertema RAPBN 2018 dan Refleksi  Penerimaan Pajak Tengah 2017 di Tjikini Lima Kafe, Jakarta, Selasa 22 Agustus 2017.

Selain itu, target penerimaan pajak dalam RAPBN 2018 juga dinilai cukup realistis dan moderat, meski tetap menunjukkan optimisme yang cukup tinggi. Jika dibandingkan dengan target pajak di APBNP 2017 yang hanya naik sekitar sembilan persen maka target penerimaan pajak dalam RAPBN 2018 akan meningkat 21 persen dari proyeksi penerimaan pajak 2017.
 
Berdasarkan proyeksi CITA, penerimaan pajak pada 2017 berkisar Rp1.094,88 triliun hingga Rp1.169,86 triliun atau 85,3 persen samapi 91,14 persen dari target penerimaan per Juli 2017.
 
"Proyeksi ini didasari oleh kinerja penerimaan menunjukkan kenaikan, namun belum memuaskan. Pada periode tersebut penerimaan pajak yoy mencapai 12,47 persen Namun, kinerja tersebut sudah termasuk penerimaan dari program Amnesti pajak (Periode lll Januari-Maret 2017)," tuturnya.
 
Sementara target belanja negara dalam RAPBN 2018 meningkat berkisar 6,35 persen smaapi 14,48 persen dari proyeksi realisasi 2017. Menurutnya,  target ini masih terlalu optimistik jika dibandingkan dengan realisasi 2017. realisasi belanja negara per ajunk mencapai pertumbuhan 3,23 persen yoy. Dengan angka tersebut, CITA memproyeksikan skenario pesimis realisasi belanja negara mencapai 91,45 persen dari target atau tumbuh dibandingkan RAPBN 2018.
 
"Sedangkan untuk skenario moderat kami memproyeksikan akan meningkat sebesar 10,34 persen dan skenario optimistis target realisasi belanja dalam memproyeksikan kenaikan anggaran belanja hanya 6,35 persen," tambah dia.
 
CITA juga mendorong pemerinta melakukan optimalisasi penerimaan negara dengan segera menuntaskan revisi UU Perpajakan agar terbangun sistem perpajakan yang berkeadilan dan berkepastian hukum. Kemudian mengefektifkan akses fiskus ke perbankan dan institusi keuangan lainnya secara menyeluruh, termasuk penerapan compliance Risk Management.
 
"Juga mengefektifkan kerja sama internasional baik multilateral instrument (ML) maupun AEol, simplifikasi prosedur perpajakan, termasuk pelaporan, pembayaran, penyelesaian pemeriksaan, dan sengketa perpajakan, meningkatkan pengawasan di lapangan dalam rangka ekstensifikasi perpajakan dengan indikator capaian yang terukur," tutup Yustinus.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan