Keputusan ini memberi angin segar bagi pasar, mengingat pelaku pasar sebelumnya memang memproyeksikan BI tetap menjaga suku bunga di level tersebut. Bank Indonesia (BI) telah mengambil sikap kebijakan moneter yang lebih longgar sepanjang 2025 dengan menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) tiga kali yakni Januari, Mei, dan September. Total pemangkasan mencapai 75 basis poin, menurunkan BI Rate ke posisi 4,75% pada kuartal IV 2025.
Langkah ini memberikan sinyal jelas. BI mulai lebih percaya diri terhadap stabilitas inflasi dan ingin mengakselerasi pertumbuhan di tengah perlambatan ekonomi global. BI mempertahankan suku bunga BI tidak berubah di angka 4,75% seperti yang diharapkan hal ini menekankan prioritasnya untuk menstabilkan Rupiah di tengah tekanan depresiasi yang terus-menerus.
Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto menjelaskan jeda kedua berturut-turut, setelah tiga kali pemangkasan sebelumnya, mencerminkan fokus BI untuk membangun kembali arus masuk asing dan memperkuat transmisi langkah-langkah pelonggaran sebelumnya.
Hal ini menunjukkan stabilitas eksternal adalah prioritas utama, dengan stimulus pertumbuhan ditunda hingga tekanan pada Rupiah mereda dan transmisi kebijakan membaik. Ruang untuk pelonggaran lebih lanjut akan sangat bergantung pada perkembangan stabilitas nilai tukar dan efektivitas transmisi kebijakan moneter.
BI masih ada ruang untuk menurunkan suku bunga kebijakan, tetapi keputusan apa pun akan bergantung pada data yang akan datang seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan situasi global. BI mencatat bahwa bank belum menurunkan suku bunga pinjaman atau simpanan dengan cukup cepat setelah penurunan suku bunga kebijakan sejak 24 September.
Alasan utamanya adalah bank terus menawarkan suku bunga khusus kepada nasabah utama mereka. Pada Oktober, pertumbuhan pinjaman melambat lebih lanjut menjadi 7,4% secara tahunan (dari 7,7% pada bulan September), sementara pertumbuhan simpanan melonjak menjadi 11,5%, mencapai level tertinggi dalam 18 bulan.
Hal ini menyebabkan rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) jauh lebih rendah, yaitu 84,4%, menunjukkan bahwa likuiditas perbankan sangat sehat.
“Menurut kami, bank-bank bersikap hati-hati terutama karena kekhawatiran risiko, permintaan pinjaman yang lemah, dan fokus pada keuntungan meskipun dana tersedia berlimpah. Kami percaya bahwa penurunan suku bunga BI pada pertemuan terakhir tahun ini akan berdampak terbatas pada pertumbuhan pinjaman,” tegas dia dalam paparan riset Mirae Sekuritas.
Penurunan BI Rate pada Januari menandai respons terhadap inflasi yang bergerak dalam rentang target. Tekanan harga pangan yang biasanya tinggi di awal tahun relatif lebih rendah, sementara inflasi inti menunjukkan stabilitas. Pemangkasan lanjutan pada Mei mengonfirmasi BI melihat risiko inflasi menurun dan pasokan pangan membaik di berbagai daerah. Ruang pelonggaran semakin terbuka ketika volatilitas komoditas dunia mulai mereda.
Kebijakan bank sentral global, terutama Federal Reserve, turut mempengaruhi keputusan BI. Ketika The Fed mulai mengindikasikan jalur penurunan suku bunga pada pertengahan 2025, tekanan terhadap stabilitas rupiah menurun. Ini memberi BI ruang tambahan untuk fokus pada pertumbuhan domestik tanpa khawatir gejolak nilai tukar.
Penurunan suku bunga ke 4,75% pada September merupakan langkah yang lebih progresif. Di saat indikator ekonomi menunjukkan perlambatan konsumsi rumah tangga dan pertumbuhan kredit yang tidak terlalu agresif, BI memilih memberi dorongan tambahan.
Dampaknya diperkirakan Kredit konsumsi dan UMKM berpotensi meningkat, biaya pembiayaan korporasi lebih ringan. Sektor properti dan otomotif bertambah likuid dan bank perlu menyesuaikan strategi margin dan penyaluran kredit Keputusan ini sekaligus menjadi sinyal bahwa BI ingin memastikan ekonomi masuk akhir tahun dengan momentum positif.
Pelonggaran suku bunga BI sepanjang 2025 menjadi strategi penting dalam menjaga daya dorong ekonomi di tengah ketidakpastian global. Dengan tiga kali pemangkasan, BI menyeimbangkan dua tujuan utama: yakni stabilitas harga dan pemulihan pertumbuhan.
The Fed Sudah Pangkas Suku Bunga Dua Kali
Sementara itu dari sisi global, Federal Reserve (The Fed) tercatat telah memangkas suku bunga acuannya dua kali sepanjang tahun 2025. Langkah ini diambil setelah tekanan inflasi mereda dan prospek pertumbuhan ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda pelemahan.Pemangkasan pertama dilakukan pada 17 September 2025, dengan penurunan 25 basis poin ke kisaran 4,00%–4,25%. Ini menjadi pemangkasan perdana sejak akhir 2024 dan menandai perubahan arah kebijakan setelah hampir setahun menahan suku bunga tinggi.
Selanjutnya, 29 Oktober 2025, The Fed kembali memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin ke level 3,75%–4,00%. Keputusan ini berlangsung di tengah perdebatan internal komite, di mana sebagian pejabat mendorong pelonggaran agresif, sementara lainnya menekankan perlunya kehati-hatian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id