baca juga: Meski Masih Tergopoh-Gopoh, Jokowi Konsisten Perbaiki Fundamental Ekonomi |
“Pada 2022 pertumbuhan ekonomi mungkin sedikit di bawah lima persen,” katanya dalam acara UOB Indonesia Economic Outlook dikutip dari Antara, Kamis, 29 September 2022.
Enrico menjelaskan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan didorong oleh permintaan domestik terutama belanja masyarakat dan investasi sekaligus ekspor.
Ia mengatakan sejauh ini pertumbuhan ekspor sudah baik sehingga menjadi peluang bagi neraca perdagangan Indonesia yang telah mencatat rekor surplus mencapai USD35,3 dolar pada 2021.
Sementara untuk inflasi, Enrico memprediksi akan naik pada semester II-2022 dengan rata-rata mencapai delapan persen untuk periode September sampai Desember yang salah satunya akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
“Secara nilai tukar kita juga harus menerima fakta sementara dolar menguat dengan kenaikan suku bunga maka ini akan terus mencapai Rp15.300 sampai Rp15.400,” jelasnya.
Terakhir, Enrico turut memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 5,25 persen pada kuartal I-2023 dan 5,5 persen pada kuartal II-2023.
“BI rate akan naik lima persen sampai 5,5 persen by the middle of the next year,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News