Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

IMF Pangkas Lagi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2021 RI, Jadi 3,2%

Eko Nordiansyah • 13 Oktober 2021 16:31
Jakarta: Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 3,2 persen untuk tahun ini. Proyeksi IMF ini mengalami penurunan sebesar 0,7 persen poin dibandingkan dengan proyeksi Juli yang sebesar 3,9 persen.
 
Dalam laporan World Economic Outlook edisi Oktober 2021, IMF juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi ASEAN-5. Laju pertumbuhan lima negara utama ASEAN pada 2021 diperkirakan hanya mencapai 2,9 persen atau turun 1,4 persen poin dari 4,3 persen pada proyeksi sebelumnya.
 
"Penyebaran varian delta menjadi faktor utama dari revisi ke bawah yang dilakukan pada kawasan ini, selain jangkauan vaksinasi negara-negaranya yang relatif masih rendah dibanding negara maju," tulis laporan IMF, Rabu, 13 Oktober 2021.

Meski demikian, penurunan proyeksi Indonesia tidak sedalam koreksi pada negara ASEAN-5 lain yakni Thailand yang diproyeksi tumbuh satu persen atau turun 1,1 persen, Malaysia 3,5 persen atau turun 1,2 persen, Filipina 3,2 persen atau turun 2,2 persen dan Vietnam 3,8 persen atau turun 2,7 persen.
 
Selain itu, IMF jiga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia 2021 dari enam persen menjadi 5,9 persen atau turun 0,1 persen dibanding proyeksi sebelumnya di Juli. Namun demikian, proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2022 tidak berubah di level 4,9 persen.
 
IMF mengemukakan bahwa pemulihan ekonomi global masih solid, meski beberapa aspek memengaruhi perubahan proyeksi seperti isu gangguan supply di negara maju serta sempat memburuknya kasus covid-19 di negara berkembang akibat varian delta.
 
Penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 terjadi secara luas di negara maju maupun negara berkembang. Bahkan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok juga mendapatkan revisi ke bawah, yaitu enam persen atau turun satu persen untuk AS dan delapan persen atau turun 0,1 persen untuk Tiongkok.
 
Penurunan proyeksi pertumbuhan AS didorong isu gangguan suplai yang ditandai dengan naiknya tekanan inflasi yang mencapai rekor tertinggi sehingga konsumsi mengalami perlambatan di kuartal III yang turut dipengaruhi oleh kenaikan kasus covid-19. Sedangkan penurunan proyeksi Tiongkok disebabkan pengurangan investasi publik dan pengetatan regulasi di sektor properti.
 
IMF memandang berbagai risiko global masih perlu diwaspadai ke depan, antara lain pemulihan yang tidak merata karena ketimpangan vaksin, perkembangan mutasi covid-19, risiko inflasi, volatilitas pasar keuangan, serta menurunnya stimulus ekonomi di berbagai negara. Risiko lain yang perlu dicermati adalah terjadinya global supply disruption karena inflasi tinggi, namun melemahnya pertumbuhan ekonomi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan