Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, Isa Rachmatawarta mengatakan, beberapa BUMN tersebut merupakan perusahaan yang bisnisnya terdampak pandemi covid-19. Di sisi lain, BUMN ini juga memiliki peran terhadap pemulihan ekonomi.
"Kita selektif, kita enggak sembarang kasih. Kita beri yang betul-betul terdampak tapi di sisi lain memiliki kapasitas pemulihan ekonomi. Seperti mempekerjakan orang dan sebagainya. Ini kita kasih juga ke BUMN penyalur kredit," katanya dalam video conference di Jakarta, Jumat, 28 Agustus 2020.
Dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2020, pemerintah menetapkan dana sebesar Rp20,5 triliun untuk PMN kepada BUMN, di antaranya PT Hutama Karya Rp 7,5 triliun, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) Rp6 triliun, PT PNM Rp 1,5 triliun, dan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) Rp0,5 triliun.
Isa menjelaskan pemberian PMN kepada Hutama Karya untuk mendukung penugasan pemerintah kepada BUMN tersebut di bidang infrastruktur. Saat ini Hutama Karya sedang ditugaskan untuk melaksanakan pembangunan jalan tol trans Sumatra.
"HK ini menyelenggarakan tol Sumatra, enggak ada covid saja tol ini secara hitungan finansial enggak masuk, karena covid trafiknya turun. Ini untuk menjaga keuangan HK agar tolnya tetap lanjut. Padahal sisi lainnya namanya pembangunan tol ini menyerap tenaga kerja yang cukup banyak dan membangun ekonomi lokal," ungkapnya.
Sementara bagi PNM, pemerintah sebelumnya meyakini dampak pandemi kepada BUMN ini bisa diatasi. Hanya saja melihat peran PNM terhadap permodalan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), maka pemerintah memberikan suntikan modal.
"Kami tahu dia butuh dana lebih besar untuk bisa menambah supply pinjaman ke UMKM sebagaimana kita harapkan agar UMKM enggak mati dan terus survive. Bahkan beberapa yang tadinya (pekerja) formal jadi karyawan, ini terpaksa beralih ke usaha mandiri dan ini perlu kita dukung, makanya kita dukung," jelas dia.
Selain itu pemerintah juga memberi talangan modal kerja kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sebesar Rp8,5 triliun, Perum Perumnas Rp650 miliar, PT KAI Rp3,5 triliun, PTPN (Persero) Rp4 triliun, dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Rp3 triliun.
"Jadi kalau mau support Garuda ini kan maskapai penerbangan nasional (flag carrier). Kita ingin industri penerbangan tidak dimonopoli, ada kompetisi yang sehat sehingga kita merasa perlu membangun BUMN ini di tengah revenue yang anjlok," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id