Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro, dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, mengatakan, meski pada kuartal I-2016 diakui pertumbuhan ekonomi menunjukkan realisasi yang tidak sesuai harapan yakni 4,9 persen, namun pemerintah masih optimistis melihat pertumbuhan ekonomi disepanjang 2016 ini.
Dalam hal ini, Bambang menegaskan bahwa pemerintah yakin dengan target pertumbuhan ekonomi di angka 5,3 persen. Keyakinan itu dengan catatan pada kuartal-kuartal berikutnya faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi akan lebih baik lagi, terutama pada aspek konsumsi rumah tangga.
Bambang berharap, komponen rumah tangga bisa menjadi pendorong dari laju perekonomian Indonesia di 2016 ini. Diharapkan, konsumsi rumah tangga bisa tumbuh 5,1 persen dengan catatan perlu menjaga tingkat inflasi di level empat persen.
.jpg)
Sumber: Kementerian Keuangan
"Kuartal ke kuartal yang bisa jadi trigger atau pendorong yakni untuk kuartal kedua berkaca dari inflasi yang terjaga diharapkan akan menjaga stabilitas konsumsi rumah tangga, realisasi belanja pemerintah, dan belanja proyek infrastruktur yang berlanjut," kata Bambang, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (6/6/2016).
Bahkan, lanjut Bambang, di kuartal III-2016 mendatang, dengan adanya Ramadan dan Idul Fitri maka diharapkan bisa meningkatkan konsumsi rumah tangga, termasuk juga memengaruhi konsumsi pemerintah dan laju investasi yang tinggi serta didukung dengan pencairan gaji ke-13 dan Tunjangan Hari Raya (THR) untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS).
"Dan diharapkan ekspor dan impor sudah kembali ke teritori positif," tutur dia.
Sementara itu, untuk kuartal IV-2016, diperkirakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan lebih besar lagi dipengaruhi oleh perayaan Natal dan Tahun Baru. Bahkan, diperkirakan akan ada penumpukan realisasi dan penyerapan belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah, termasuk masuknya investasi ke Tanah Air.
Lebih lanjut, Bambang mengatakan, target pertumbuhan ekonomi di 5,3 persen lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan beberapa lembaga keuangan internasional seperti International Monetary Fund (IMF) di 4,9 persen, Bank Dunia di 5,1 persen, dan Bank Pembangunan Asia (ADB) di 5,2 persen.
"Untuk mencapai 5,3 persen diperlukan kerja keras. Pemerintah akan menjaga daya beli (sebagai faktor utama pendorong pertumbuhan ekonomi) yang dipengaruhi inflasi," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News