Hingga Mei 2016, Pefindo telah mendapatkan mandat peringkat obligasi sebesar Rp44,17 triliun yang akan diterbitkan di Juni dan September 2016. Pada kuartal II 2016, President Director Pefindo Salyadi Saputra mengatakan, telah merealisasikan mandat peringkat obligasi sebesar Rp25 triliun. Sehingga sampai kuartal III-2016, perseroan telah merealisasikan mandat peringkat obligasi sebesar Rp70 triliun.
"Sebanyak Rp25 triliun ditambah Rp44 triliun itu sampai Rp70 triliun. Kalau misalnya Rp20 triliun lagi bisa capai Rp100 triliun. Suku bunga SBI kan turun lagi, dengan SBI turun, maka yieldnya akan turun lagi, sehingga emiten akan banyak lagi terbitkan obligasi," ucap Salyadi, ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (20/6/2016).
Menurut Salyadi, sektor perbankan paling banyak berkontribusi menerbitkan obligasi sebesar Rp17,05 triliun. Setelah itu ada pembiayaan Rp7,5 triliun, properti Rp5,77 triliun, perkebunan Rp3,75 triliun, infrastruktur Rp3,61 triliun.
Kemudian, ada sektor konstruksi Rp2,3 triliun, barang konsumsi Rp2 triliun, pertambangan, minyak dan gas bumi sebesar Rp1 triliun, bahan kimia sebesar Rp810 miliar, sekuritas sebesar Rp272 miliar, dan teknologi informasi dan pelayanan Rp100 miliar.
"Dari total itu memang besaran perbankan tapi paling banyak yang melakukan penerbitan obligasi adalah sektor properti sebanyak 11 perusahaan, pembiayaan 10 perusahaan, perbankan ada 8 perusahaan, perkebunan ada 6 perusahaan, infrastruktur ada 5 perusahaan, konstruksi ada 2 perusahaan, barang konsumsi ada 2 perusahaan, dan yang lainnya," terang Salyadi.
Pefindo dalam menjadi mandat peringkat obligasi, Salyadi menjelaskan, tidak terlalu berpatokan pada satu peringkat, tapi semua peringkat selalu dipantau terus.
"Triple BBB itu campuran antara emiten dan asuransi segala macam lah. Pemantauan Triple B (BBB) dan Triple A (AAA) itu sama saja lah. Seperti luar negeri ada Triple A yang default juga yah," tutup Salyadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News