Jakarta: Pemerintah tengah mencari cara untuk menekan defisit transaksi berjalan (CAD) yang melebar. Diharapkan langkah dalam jangka pendek ini akan mampu mengurangi defisit transaksi berjalan yang meningkat pada kuartal II-2018 dibandingkan kuartal sebelumnya.
Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan persoalan yang dihadapi sekarang bukan hanya CAD yang meningkat tetapi juga defisit neraca perdagangan. Oleh karena itu, pemerintah akan menerapkan strategi jangka pendek untuk mengurangi defisit keduanya.
"Sehingga kita perlu menyusun rencana jangka pendek dan jangka menengah. Apa saja? Misal di pariwisata, sudah kita bicarakan bersama termasuk dengan BI dan Kementerian Pariwisata," kata dia ditemui di Hotel Westin, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Agustus 2018.
Selain itu, pemerintah juga menyusun kebijakan yang sifatnya jangkar (anchor) untuk mengurangi impor. Salah satunya adalah penerapan aturan B20 bukan hanya untuk solar subsidi tetapi juga solar nonsubsidi yang diharapkan bisa mengurangi impor minyak mentah.
"B20 akan dimulai 1 September dan itu begitu dijalankan tidak ada lagi B0, yang kita sedang pikir adalah Pertadex. Tapi kalau pasangannya Pertalite yang namanya Dexlite itu B20 sehingga kita sudah diatur walaupun Permen (ESDM) belum keluar karena Perpres baru keluar besok," jelas dia.
Dirinya menambahkan, dalam jangka menengah panjang pemerintah berharap impor bahan baku bisa dikurangi dengan melakukan substitusi dari produk lokal. Hanya saja pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan juga adalah bagaimana mendorong industri di dalam negeri.
"Kalau mengurangi untuk pertumbuhan impor, ya harus dengan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Neger). Proyek PSN yang besar itu ada target TKDN, tapi satu per satu begitu kita lihat sekarang banyak yang tidak dipenuhi, jadi kita akan memastikan (TKDN) dipenuhi," pungkasnya.
Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan persoalan yang dihadapi sekarang bukan hanya CAD yang meningkat tetapi juga defisit neraca perdagangan. Oleh karena itu, pemerintah akan menerapkan strategi jangka pendek untuk mengurangi defisit keduanya.
"Sehingga kita perlu menyusun rencana jangka pendek dan jangka menengah. Apa saja? Misal di pariwisata, sudah kita bicarakan bersama termasuk dengan BI dan Kementerian Pariwisata," kata dia ditemui di Hotel Westin, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Agustus 2018.
Selain itu, pemerintah juga menyusun kebijakan yang sifatnya jangkar (anchor) untuk mengurangi impor. Salah satunya adalah penerapan aturan B20 bukan hanya untuk solar subsidi tetapi juga solar nonsubsidi yang diharapkan bisa mengurangi impor minyak mentah.
"B20 akan dimulai 1 September dan itu begitu dijalankan tidak ada lagi B0, yang kita sedang pikir adalah Pertadex. Tapi kalau pasangannya Pertalite yang namanya Dexlite itu B20 sehingga kita sudah diatur walaupun Permen (ESDM) belum keluar karena Perpres baru keluar besok," jelas dia.
Dirinya menambahkan, dalam jangka menengah panjang pemerintah berharap impor bahan baku bisa dikurangi dengan melakukan substitusi dari produk lokal. Hanya saja pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan juga adalah bagaimana mendorong industri di dalam negeri.
"Kalau mengurangi untuk pertumbuhan impor, ya harus dengan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Neger). Proyek PSN yang besar itu ada target TKDN, tapi satu per satu begitu kita lihat sekarang banyak yang tidak dipenuhi, jadi kita akan memastikan (TKDN) dipenuhi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News