Kepala BPS Suhariyanto mengatakan beberapa faktor pendorong konsumsi di antaranya adalah penjualan eceran, serta penjualan sepeda motor dan mobil. Penjualan eceran pada kuartal II-2018 tumbuh 6,42 persen, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 4,98 persen.
"Penjualan sepeda motor dan mobil yang masing-masing tumbu 18,96 persen dan 3,25 persen, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang terkontraksi 10,93 persen dan 11,22 persen," kata dia di Kantor Pusat BPS, Jalan Dr Sutomo, Jakarta Pusat, Senin, 6 Agustus 2018.
Dirinya menambahkan, penyaluran gaji serta tunjangan hari raya (THR) bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) juga mendorong konsumsi kuartal II-2018. Di sisi lain ada pula penyaluran bantuan sosial (bansos) dari pemerintah untuk masyarakat kurang mampu.
"Jadi gaji dan honor PNS bagus tumbuh 16,69 persen, bansos juga tumbuh 61,69 persen, itu menguatkan golongan terbawah, karena pemerintah perlu memperhatikan, sehingga persentase untuk pengeluaran rumah tangga lebih tinggi," jelas dia.
Berdasarkan sektornya, konsumsi untuk restoran dan hotel merupakan yang paling tinggi selama kuartal II-2018. Sektor ini tumbuh sebesar 5,71 persen, atau lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,64 persen.
Sementara itu, sektor makanan dan minuman tumbuh 5,38 persen, lebih tinggi dari kuartal II-2017 sebesar 5,25 persen. Sedangkan sektor transportasi dan komunikasi mengalami pertumbuhan sebesar 5,32 persen, juga lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 5,28 persen.
Selanjutnya konsumsi untuk sektor kesehatan dan pendidikan tumbuh sebesar 5,31 persen, sektor perumahan dan perlengkapan rumah tangga tumbuh sebesar 4,84 persen, serta sektor pakaian, alas kaki, dan jasa perawatan tumbuh sebesar 3,86 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News