Ilustrasi (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Ilustrasi (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Realisasi Belanja Modal APBN-P 2015 Capai Rp213 Triliun

Ade Hapsari Lestarini • 04 Januari 2016 16:00
medcom.id, Jakarta: Pemerintah mencatat realisasi belanja modal hingga 31 Desember 2015 lebih tinggi dari tahun lalu. Realisasi belanja modal APBN-P 2015 tercatat mencapai Rp213 triliun, melonjak 54 persen dari serapan belanja modal dalam APBN-P 2014 yang sebesar Rp138 triliun.
 
Demikian disampaikan oleh Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahazil melalui keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin (4/1/2016).
 
"Sepanjang 2015, perekonomian Indonesia bergerak dalam ketidakpastian global yang tinggi, harga komoditas yang rendah, serta kondisi domestik seperti ketersediaan infrastruktur, reformasi birokrasi, dan lain-lain yang juga menantang. Dalam kondisi seperti itu, APBN-P 2015 dimaksudkan untuk memberikan manfaat maksimal bagi perekonomian," jelas Suahazil.

Berdasarkan catatan, realisasi belanja modal sebesar Rp213 triliun merupakan yang tertinggi. Pada 2010, realisasi belanja modal masih mencapai Rp80,3 triliun, setahun kemudian realisasinya menjadi Rp117,9 triliun, dan pada 2012 dan 2013 masing-masing sebesar Rp145,1 triliun dan Rp171,8 triliun, kemudian turun menjadi Rp138,3 triliun pada 2014.
 
"Belanja modal ini dipakai untuk membangun infrastruktur sebagai landasan pembangunan ekonomi kita ke depan," jelas Suahazil.
 
Sementara itu, total belanja negara dalam APBN-P 2015 tercatat mencapai 91 persen dari target atau sebesar Rp1.810 triliun. Belanja pemerintah pusat mencapai 90 persen dan realisasi transfer ke daerah sekitar 94 persen.
 
Adapun total pendapatan dalam negeri sekitar 85 persen dari target atau sebesar Rp1.491,7 triliun, antara lain berupa penerimaan pajak nonmigas sebesar 81 persen dari target (sebesar Rp1.005,7 triliun) atau tumbuh 14 persen di atas realisasi pajak nonmigas 2014.
 
Penerimaan Kepabeanan dan Cukai sebesar 92,5 persen dari target. Tingkat penerimaan ini sangat optimal, mengingat perlambatan pertumbuhan di global dan domestik.
 
Suahazil menambahkan, pada 2015 ini, pemerintah telah mengalokasikan Dana Desa sebesar Rp20,8 triliun untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di seluruh desa di Indonesia, yang seluruh dananya telah tersalurkan.
 
Dengan begitu, defisit anggaran tercatat di angka 2,8 persen, di bawah batas atas 3,0 persen seperti yang diamanatkan UU. "Defisit anggaran dalam rentang yang terkendali sesuai amanat UU tersebut sangat kita butuhkan untuk dapat optimal membangun infrastruktur yang kita inginkan," jelas dia.
 
Dengan defisit anggaran yang melebar maka pembiayaan anggaran juga menjadi lebih tinggi 48 persen dari target APBNP. Tambahan pembiayaan sebagian diambil dari sumber-sumber bilateral dan multilateral yang lebih murah biayanya bagi anggaran.
 
"Dengan kondisi fiskal seperti itu, pemerintah tetap mampu merealisasikan sekitar Rp65 triliun untuk Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada berbagai BUMN. Kita harapkan seluruh BUMN ini akan mampu bekerja keras memanfaatkan PMN tersebut di tahun-tahun mendatang guna menjadi perusahaan-perusahaan yang lebih tangguh," urai Suahazil.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan