Ahmadi mengimbau agar para menko bersegera melakukan koordinasi kepada para menteri dibawahnya agar pergerakan kinerjanya beriringan dan tidak berjalan sendiri-sendiri. Selain itu, perlu memastikan penyerapan anggaran kementerian berjalan optimal, khususnya bagi Kementerian Perhubungan dan Kementerian Kelautan Perikanan.
"Saya kira bagus sekali sosok Darmin dan Rizal. Sosok yang cukup kuat. Cuma sangat tergantung dia bisa tidak mengkoordinasikan. Ini persoalan, karena di bawah Rizal, Susi atau Jonan punya gaya gaya trabas di mana di internal kementerian itu tidak siap menghadapi gaya-gaya seperti ini. Ini yang bahaya, menteri jalan sendirian, birokrasinya tidak jalan," terang Supit, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (14/8/2015).
Ahmadi mengaku khawatir dengan gaya kepemimpinan Jonan di Kementerian Perhubungan memiliki dampak serapan anggaran di kementerian tersebut akan sangat rendah karena tidak sesuai dengan figur menteri dan birokrasinya.
Tak hanya Jonan, Ketua Banggar ini juga khawatir dengan gaya kepemimpinan Susi Pudjiastuti. Namun, fakta yang yang ditemukan di lapangan adalah Susi sama sekali tidak bisa mengejar penerimaan. Tercatat, penerimaan di kelautan dan perikanan baru mencapai 30 persen dari target sebesar Rp500 miliar. "Ini kan gila, kecil sekali," tegas Ahmadi.
Untuk itu, politisi dari Partai Golkar ini berharap, antara omong besar dan fakta harus sejalan. Tidak boleh omong besar saja. Karenanya, para menko sekarang ini harus menjalankan fungsinya yakni melakukan koordinasi. Pasalnya, bila hanya omong besar saja akan percuma.
"Segera memperbaiki komunikasi dan koordinasi di internal," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id