"Terjadi penurunan indeks harga kons dari 106,28 pada Juni 2024 menjadi 106,09 pada Juli 2024," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers yang dipantau daring, Kamis, 1 Agustus 2024.
Sementara secara tahunan, BPS mencatat inflasi sebesar 2,13 persen. Lalu secara tahun kalender atau year to date (ytd) terjadi inflasi 0,89 persen.
"Deflasi Juli 2024 lebih dalam dari Juni 2024. Dan merupakan deflasi ketiga pada 2024," ucap dia.
Baca juga: Dua Kali, BPS Catat Ekonomi RI Alami Deflasi |
Komoditas penyumbang deflasi
Amalia menjelaskan, kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,97 persen dan memberikan andil deflasi sebesar 0,28 persen.Sementara itu terdapat komoditas yang andil inflasi antara lain cabai rawit dan beras masing-masing 0,04 persen. Sedangkan untuk emas perhiasan, kopi bubuk, sigaret kretek mesin, dan sigaret kretek tangan 0,01 persen.
"Catatan lain kelompok pendidikan juga memberikan andil inflasi terbesar yaitu 0,04 persen atau mengalami inflasi sebesar 0,69 persen," sebut dia.
Lebih lanjut, terkait sebaran deflasi per provinsi, Amalia menyebutkan, sebanyak 32 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami deflasi. Sisanya sebanyak enam provinsi mengalami inflasi.
"Deflasi terdalam sebesar 0,17 persen terjadi di Sumatera Barat. Sementara itu inflasi tertinggi di Papua Barat Daya sebesar 0,25 persen," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News