Ilustrasi bansos beras.
Ilustrasi bansos beras.

Bulog Klaim Penyaluran Bantuan Pangan Beras Telah Jaga Inflasi RI

Antara • 11 Januari 2024 16:35
Jakarta: Bantuan pangan beras yang telah disalurkan pemerintah diklaim telah berhasil menjaga inflasi meski belum mampu menurunkan harga. Penyaluran tersebut sudah terbagi dalam dua tahap kepada 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) pada 2023.
 
"Harus diakui bantuan pangan dan SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) belum berhasil menurunkan harga tapi berhasil menurunkan inflasi tapi harga beras nya masih relatif tinggi. Jadi artinya harga beras itu stabil tapi relatif tinggi,” kata Dirut Bulog Bayu Krisnamurthi saat Konferensi Pers Keberhasilan Bantuan Pangan Beras Menahan Laju Inflasi di Gedung Bulug Pusat di Jakarta, dilansir Antara, Kamis, 11 Januari 2024.
 
Alasan penurunan harga belum terjadi, lanjut Bayu, lantaran produksi padi yang memang menurun pada 2023 dibandingkan 2022. 
 
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2022 terdapat surplus sekitar satu juta ton beras. Sedangkan pada 2023 hanya surplus sekitar 300 ribu ton.
 
"Mengapa belum berhasil menurunkan harga karena memang kondisi produksi situasinya masih berat bahkan berlanjut sampai dengan saat ini," ucap dia.
 
Baca juga: Dapat Bansos Beras, Airlangga Minta Masyarakat Belanja Bahan Pokok Lain
 
Bulog, disebutnya juga telah menyalurkan beras SPHP sebanyak 1,2 juta ton sepanjang tahun, guna menekan harga beras di masyarakat. 
 
Bayu menjelaskan, beras SPHP dijual ditingkat komersil dengan harga cukup murah dibandingkan beras sejenisnya. Di sejumlah daerah, penyaluran beras SPHP terbukti mampu menekan harga beras dan ada kecenderungan turun.
 
"Kuncinya masih tetap harus diproduksi. Kuncinya itu. Tambahan dari impor yang dua juta ton atau mungkin bisa lebih dari itu, itu hanya bisa menjaga saja. Mengisi iya, tadinya terjadi kekurangan tapi bisa jadi turun? paling tidak di 2023 itu tidak terbukti," jelas dia.  

Bantuan pangan untuk jaga inflasi

Kendati demikian, Bayu menyampaikan penyaluran bantuan pangan tahap I yang dimulai pada Maret hingga Mei 2023 dan dilanjut pada September hingga Desember 2023, memang bertujuan untuk menjaga inflasi.
 
"Kita melihat pada Februari 2023 sebelum bantuan pangan itu inflasi beras sebesar 2, 63 persen. Setelah bantuan pangan maka inflasi beras turun menjadi 0,7 persen pada Maret 2023, turun lagi menjadi 0,55 persen pada April dan bahkan pada Mei hanya 0,02 persen inflasi beras," tutur dia. 
 
Sedangkan pada bantuan pangan beras tahap II yang disalurkan dari September sampai dengan Desember, juga mampu menjaga laju kenaikan harga beras di akhir tahun yang biasanya naik tinggi. 
 
Hal itu terlihat dari inflasi beras yang menurun cukup signifikan dari 5,61 persen pada September 2023 menjadi 0,43 persen pada Desember 2023.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan