Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, banyak agenda yang akan didorong untuk menunjukkan kepentingan negara berkembang dan Indonesia selama Presidensi G20. Misalnya, bagaimana negara-negara G20 menggalang kekuatan bersama, pengertian yang sama untuk bersama-sama menyelesaikan pandemi.
"Memastikan distribusi vaksin juga terjaga, bukan hanya untuk negara maju, tetapi juga untuk negara berkembang, termasuk negara miskin," kata dia, dilansir dari laman resmi Kemenkeu, Rabu, 3 November 2021.
Ia menegaskan, keadilan kesehatan, termasuk kesetaraan akses vaksin khususnya bagi negara miskin dan berkembang merupakan hal yang penting sekali. Menurut dia, proses vaksinasi di negara maju sudah berlimpah dengan mayoritas sudah di atas 70 persen. Bahkan di beberapa negara ketersediaan vaksinnya berlebih.
"Sementara, negara berkembang dan negara miskin terutama, seperti di Afrika, itu tidak sampai 10 persen yang sudah tervaksinasi. Ketika kita mau recover together, itu enggak bisa hanya beberapa negara saja yang lepas dari pandemi. Semua negara harus lepas dari pandemi," ungkapnya.
Ketahanan kesehatan dunia
Dalam konteks tersebut, Indonesia kemudian dipercaya menjadi co-chair task force untuk ketahanan kesehatan dunia bersama dengan Italia. Indonesia diberi mandat oleh negara-negara G20 untuk mendesain global preparedness for pandemic, sehingga ketika terjadi lagi pandemi tidak membuat ketidakpastian di seluruh dunia."Nanti kalau kita ada pandemi lagi, dunianya tidak kaget. Kerja sama antarnegara itu jadi sudah jelas. Siapa yang produksi vaksin? Siapa yang sistem kesehatannya harus diperkuat? Inilah yang ingin kita lihat di G20 dan ini peran sentral dari Indonesia sebagai leadership di G20 pada 2022 akan sangat teruji dan kita ingin memberikan yang terbaik," ujar dia.
Ia menjelaskan, Indonesia telah berhasil mengelola pandemi covid-19, khususnya varian delta dalam kurun waktu dua bulan. Pemerintah juga akan terus mendorong program vaksinasi yang merata di seluruh Indonesia yang saat ini baru di sekitar 30 persen dari total populasi, namun dengan kondisi negara yang cukup luas.
"Kita akan bisa mencapai vaksinasi sekitar 70-an persen sekitar awal 2022. Ini pun kita sudah termasuk vaksinasi yang paling cepat di seluruh dunia. Kita sekarang berada di sekitar 1,5 juta sampai dua juta vaksinasi per hari. Tidak ada negara yang sebesar Indonesia yang bisa melakukan vaksinasi secepat itu," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News