Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo, kedua produk tersebut memiliki daya saing global yang tinggi.
"Kedua produk menjadi bagian yang dikedepankan sebagai quick win mendorong ekspor, selain otomotif dan alas kaki," jelas Dody di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Jumat, 29 Maret 2019.
Selain itu, ekspor pariwisata bakal digenjot sebagai kekuatan ekonomi yang mampu menambal buruknya kinerja perdagangan barang. Seperti diketahui, defisit neraca perdagangan pada 2018 menyentuh USD8,54 miliar yang merupakan level terparah sepanjang sejarah.
Untuk misi ini, menargetkan sebanyak 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) berkunjung ke Indonesia tahun ini. Dari jumlah tersebut, perolehan devisa diproyeksikan sebesar USD17,6 miliar.
Dody melanjutkan, pemerintah terus melakukan relaxing proses ekspor untuk menciptakan ekosistem Ease of Doing Business (kemudahan berusaha). "Sebab jika iklim investasinya makin baik, maka bisa menekan CAD," tambah dia.
Di samping itu, BI juga terus menjaga kestabilan pasar keuangan domestik dan kondisi fundamental makroekonomi untuk menarik dana asing.
"Sepanjang fundamental makro baik, jadi salah safu kunci asing menempatkan dananya di kita," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News