"Stance kebijakan moneter BI saat ini masih konsisten untuk menjaga stabilitas harga dan stabilitas rupiah pada tahun ini," kata Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada Metrotvnews.com di Jakarta, Kamis 15 Juni 2017.
Dirinya menambahkan, faktor risiko global dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga the Fed sebesar 25 basis poin (bps) serta perkembangan kebijakan di AS. Selain itu risiko dari dalam negeri yang perlu diwaspadai oleh salah satunya adalah ekspektasi kenaikan inflasi pada tahun ini.
"Tingkat suku bunga acuan saat ini diharapkan dapat menjangkar ekspektasi inflasi sedemikian sehingga terkendali dalam sasaran inflasi 2017, yaitu empat plus minus satu persen serta mendukung stabilitas rupiah," jelas dia.
Baca: The Fed Putuskan Naikkan Suku Bunga AS
Meski demikian, Josua menilai jika kenaikan Fed Fund Rate pada rapat FOMC bulan ini cenderung sudah diantisipasi oleh pelaku pasar global. Indikasi tersebut ditunjukkan dengan yield U.S. Treasury pada opening market AS justru menurun jelang rapat FOMC karena tertekan oleh menurunnya data AS.
"Dampak kenaikan Fed bagi pasar keuangan Indonesia cenderung marginal mengingat aliran modal asing pada pasar keuangan cenderung masih solid pasca S&P rating upgrade, ditunjukkan dengan tren kenaikan cadangan devisa dalam beberapa bulan terakhir yang mendukung stabilnya rupiah terhadap dolar AS," lanjut Josua.
Selain itu, suku bunga acuan BI yang diperkirakan tetap juga diperkirakan dapat menjaga stabilitas rupiah. Selain itu, effective policy rate Indonesia atau spread antara suku bunga acuan dgn ekspektasi inflasi masih positif sekitar 50-75 bps sementara, effective policy rate AS masih negatif sedemikian sehingga aset keuangan Indonesia relatif masih atraktif.
"Namun demikian, BI dan pemerintah juga perlu mengantisipasi rencana bank sentral AS untuk mengurangi balance sheet yang rencananya akan diimplementasikan pada akhir tahun ini. Kenaikan Fed pada rapat FOMC bulan ini nampaknya sudah priced-in sehingga suku bunga acuan BI saat ini pun masih konsisten dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News