Dari 10 fraksi, sembilan di antaranya menyatakan persetujuannya untuk dilanjutkan ke sidang paripurna. Sementara Fraksi Partai Gerindra menyatakan penolakan. Adapun kesemuanya itu sudah melalui sebuah pembahasan yang mendalam dengan harapan bisa mengakselerasi laju pertumbuhan ekonomi.
"Apakah kita bisa disepakati dan setujui untuk diteruskan di sidang paripurna pukul 10.00 WIB?," tanya Ketua Banggar DPR RI Aziz Syamsudin, saat pengambilan keputusan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu dini hari, 25 Oktober 2017.
Dalam rapat kerja yang berakhir pukul 00.07 WIB tersebut, asumsi makro yang disepakati yakni pertumbuhan ekonomi 5,4 persen, inflasi 3,5 persen, nilai tukar rupiah Rp13.400 per USD, ICP USD48 per barel, SPN 3 bulan 6,2 persen, lifting minyak 800 ribu bph, dan lifting minyak 1.200 bph setara minyak.
Sementara itu, postur anggaran 2018 untuk penerimaan negara mencapai sebesar Rp1.894,7 triliun, belanja negara mencapai sebesar Rp2.229,6 triliun sehingga defisit anggaran mencapai Rp325,9 triliun atau 2,19 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Dalam kesempatan tersebut, sebagai wakil pemerintah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengharapkan agar asumsi yang telah disepakati diharapkan mampu membangun sentimen positif terhadap ekonomi Indonesia. Dia menegaskan pemerintah akan berhati-hati terhadap risiko ekonomi global.
"Kami akan gunakan APBN sebagai instrumen fiskal ini bersama-sama dengan instrumen moneter dan sektor riil dalam memacu ekonomi," pungkas Ani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id