Ilustrasi. Foto : MI/Usman Iskandar.
Ilustrasi. Foto : MI/Usman Iskandar.

Pemerintah Raup Rp7,5 Triliun dari Penerbitan SBR010

Eko Nordiansyah • 19 Juli 2021 15:06
Jakarta: Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) mencatat total volume pemesanan pembelian Obligasi Negara Ritel seri SBR010 sebesar Rp7,5 triliun. Pencapaian ini didukung tingginya animo masyarakat terhadap SBR010.
 
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan, dana hasil penjualan SBR010 tersebut akan dipergunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021.
 
"Termasuk untuk program penanggulangan pandemi covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)," kata dia dalam keterangan resminya, Senin, 19 Juli 2021.

Penerbitan SBR010 tersebut memecahkan rekor penerbitan SBN ritel non-tradable dari jumlah investor maupun dari nominalnya, baik dibandingkan dengan instrumen yang telah ditawarkan sebelumnya secara online maupun secara offline sebelum penggunaan sistem e-SBN di 2018.
 
SBR010 merupakan SBR pertama yang diterbitkan di masa pandemi ini dimana seri ini terakhir diterbitkan pada Februari 2020. Walaupun diterbitkan dengan kupon terendah sepanjang penerbitan SBN ritel sejak 2006, animo masyarakat untuk membeli SBR010 sangat besar.
 
"Hal ini terbukti dengan target maksimal penerbitan SBR010 yang telah terpenuhi di dua hari sebelum penutupan masa penawaran SBR010," ungkapnya.
 
Terdapat 23.337 investor yang berinvestasi SBR010 dengan 9.068 atau 38,9 persen merupakan investor baru yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada penerbitan SBR010 kali ini, terdapat 1.316 Investor yang melakukan pemesanan dengan nominal Rp1 juta.
 
"Angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan penerbitan SBR sebelumnya di tahun 2020 dimana terdapat 886 investor yang melakukan pemesanan di Rp1 juta," jelas dia.
 
Dari total jumlah investor SBR010 yang membeli di nominal Rp1 juta, hampir seluruhnya merupakan generasi milenial atau 81 persen dan didominasi investor baru 65,6 persen. Hal ini mencerminkan peningkatan kesadaran generasi muda untuk berinvestasi.
 
"Peningkatan kesadaran dan budaya berinvestasi masyarakat Indonesia, dalam jangka panjang, dapat turut mewujudkan kemandirian bangsa untuk pembiayaan pembangunan," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan