Ia menyatakan, perspektif kesetaraan gender harus terus dibangun agar perempuan mampu melakukan kontribusinya secara maksimal, baik dalam berkeluarga sekaligus menjadi penggerak roda perekonomian. Pasalnya jika perempuan menderita, maka akan ada juga implikasinya pada anak-anaknya.
"Dalam konteks itu, kami melihat ini bukan hanya pemulihan biasa, tetapi bagaimana kami akan mampu merancang pemulihan ekonomi yang lebih setara terutama dari perspektif gender," kata dia dilansir dari laman resmi Kemenkeu, Kamis, 17 Maret 2022.
Sri Mulyani menyebut, studi yang dilakukan oleh McKinsey Global Institute menunjukkan kesetaraan gender dapat memberikan tambahan 11 persen dari PDB global atau sebesar USD12 triliun. Jumlah ini merupakan angka yang sangat signifikan dan sangat dibutuhkan dalam memulihkan perekonomian.
Ia menegaskan, kesetaraan gender ini bukan hanya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi itu saja, tetapi juga melihat perspektif bahwa ini juga akan memberikan manfaat yang lebih baik terutama bagi perempuan dan anak-anak. Terutama di masa pandemi covid-19 ini, pemulihan ekonomi yang merata sangat dibutuhkan.
"Jika potensi perempuan bisa kita wujudkan sepenuhnya, maka implikasinya bagi perekonomian global akan lebih signifikan lagi. Ini akan cukup kuat untuk mengimbangi apa yang sedang terkontraksi atau terkikis oleh pandemi dalam dua tahun terakhir," ungkapnya.
Walaupun saat ini sudah memasuki tahun ketiga dari pandemi dan jumlah kasus penularannya sudah melewati puncaknya, tetapi covid-19 masih menjadi tantangan bagi banyak negara. Pemberian vaksinasi, menurut dia, menjadi salah satu prioritas untuk memberikan lebih banyak ketahanan bagi masyarakat.
"Jadi, dalam kondisi pandemi saat ini masih terdapat tantangan namun mudah-mudahan dengan kasus yang sudah mulai berkurang ini akan memberikan kesempatan yang jauh lebih baik bagi semua pihak untuk dapat memulihkan kembali kegiatan ekonominya khususnya perempuan," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News