Bank Indonesia (MI/USMAN ISKANDAR)
Bank Indonesia (MI/USMAN ISKANDAR)

BI Rate Miliki Ruang untuk Bergerak Turun

Angga Bratadharma • 25 Desember 2015 16:21
medcom.id, Jakarta: Bank Indonesia (BI) dinilai memiliki ruang untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan atau BI rate sebanyak 50 basis poin di 2016. Ruang itu muncul sejalan dengan beberapa indikator ekonomi mengalami perbaikan dan memiliki kaitan signifikan terhadap BI rate.
 
Berdasarkan data yang dihimpun Metrotvnews.com, Jumat 25 Desember, BI memiliki ruang untuk memotong BI rate sebanyak 50 basis poin menjadi di level tujuh persen di 2016 lantaran tingkat inflasi di akhir tahun bergerak di level terbilang rendah sekarang ini. Sekarang ini, BI rate berada di level 7,5 persen.
 
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17 Desember 2015 memutuskan untuk mempertahankan BI rate sebesar 7,50 persen, dengan suku bunga deposit facility 5,50 persen dan lending facility pada level 8,00 persen.

Bank Indonesia memandang bahwa ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter semakin terbuka dengan terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya inflasi akhir 2015 yang akan berada di bawah tiga persen dan defisit transaksi berjalan yang akan berada pada kisaran dua persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
 
Berdasarkan data Bank Mandiri, tren inflasi di akhir tahun memang mengalami kenaikan tapi tren tingkat inflasi rata-rata justru mengalami penurunan. Inflasi diestimasi akan lebih rendah dari perkiraan semula dan bisa mencapai angka 3,3 persen atau terendah sejak 2009.
 
Biasanya, pergerakan BI rate satu keranjang dengan laju inflasi. Artinya, kenaikan inflasi yang signifikan memiliki ruang untuk menggerakkan BI rate ke arah atas. Hal itu juga terjadi sebaliknya, bila inflasi berada di level rendah maka ada ruang BI rate bergerak ke arah bawah.
 
Selain itu, ruang BI rate turun juga berasal dari kenaikan Fed Fund Rate (FFR) yang diperkirakan tidak akan besar. Kenaikan FFR di tahun depan akan berbeda dengan kenaikan periode-periode sebelumnya. Sebab, pasar sudah melakukan pemetaan risiko dengan melihat skenario kenaikan FFR sebelumnya.
 
Lebih dari itu, pasar juga sudah melakukan antisipasi jauh-jauh hari atas kenaikan FFR yang pertama kali dilakukan beberapa waktu lalu sehingga membuat dampak terhadap perekonomian, nilai tukar rupiah, dan pergerakan pasar tidak signifikan.
 
Tidak hanya itu, walau FFR diperkirakan mengalami kenaikan sebanyak satu persen di 2016 namun BI rate di level tujuh persen dinilai masih atraktif secara historis maupun dibandingkan dengan peers.
 
Meski BI rate turun menjadi tujuh persen dan FFR naik satu persen maka interest rate differential akan tetap sama. Bisa dikatakan, nominal dan real interest rate Indonesia masih termasuk paling menarik di tahun depan. Hal-hal semacam ini yang menjadi ruang bagi BI rate untuk bergerak turun dalam rangka mengakselerasi perekonomian di 2016.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan