Dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR, Ani sapaan akrab Sri Mulyani mengakui bukan keputusan yang mudah untuk menerima tawaran kembali di jabatan yang sama. Ia mengatakan dirinya mengemban tugas sebagai Menkeu dengan sangat serius tanpa ingin mempertaruhkan kredibilitas Pemerintah, DPR, dan dirinya pribadi secara profesional dalam mengelola keuangan negara.
"Ini bukan keputusan mudah, bukan keputusan malas dalam artian saya malas memikirkan alternatif. Tapi seperti yang saya sampaikan, realisasi sejak 2014-2015 yang menimbulkan basis bagi kita untuk menghitung 2016 dan dalam rangka kita sampaikan proposal 2017, membutuhkan peikiran yang sangat hati-hati," kata Ani di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 30 Agustus, malam.
Bahkan Ani mengatakan dirinya pun berupaya untuk melakukan reformasi perpajakan dan baginya bukan merupakan hal yang baru. Namun ia sadar, tak bisa dalam waktu singkat untuk langsung menaikkan penerimaan negara.
Sampai saat ini pun, Ani dirinya terus belajar dari negara lain di manapun di dunia yang mampu memeberikan ilmu dan teknik untuk membaiki penerimaan negara.
"Saya lakukan dengan sungguh-sungguh apakah itu dari PPh, PPN, administrasi, teknologi, saya mau belajar dari any country in the world yang pernah melakukan ini," jelas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Sebelumnya, Wakil Ketua Badan Anggaran Jazilul Fawaid mengatakan Ani setelah menjabat sebagai Menkeu memilih cara cepat dengan memotong belanja dibanding mengoptimalkan penerimaan. Menurut Jazilul, semangat optimisme Pemerintah dan DPR dalam APBNP 2016 dengan target-target yang telah disepakati kini berubah. Dirinya merasa perjuangan DPR dan Menkeu sebelumnya yang melakukan rapat kerja hingga malam seperti tak dihargai lantaran disangka tak kredibel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id