"Analisis pasar melihat masih bisa 25 basis poin. Tapi, ada dua hal yang harus diperhatikan," tutur Fauzi Ichsan, ditemui di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2016) malam.
Menurut Fauzi, dua hal tersebut adalah masalah inflasi dan suku bunga The Fed. Jika inflasi terus menurun, maka BI bakal melonggarkan kebijakan moneternya, sehingga ada ruang untuk menurunkan BI rate. Masalah kedua, suku bunga The Fed yang diperkirakan akan mengalami kenaikan. Sehingga masalah The Fed memiliki andil dalam proses kenaikan atau penurunan BI rate.
"Kalau The Fed tidak naik tajam, bahkan tunda, maka suku bunga diturunkan. Namun, ada pertanyaan, jika suku bunga turun, apa pertumbuhan kredit naik," tegas Fauzi.
Sebagaimana diketahui, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) Mei 2016 memutuskan tetap menjaga suku bunga acuan (BI rate) di level 6,75 persen. BI juga mempertahankan lending facility dan deposit facility masing-masing sebesar 7,25 persen dan 4,75 persen yang berlaku efektif sejak besok hari.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengungkapkan, term strukture BI tidak mengalami perubahan karena BI mempertahankan BI 7 Days Reverse Repurchase Agreement (Repo) rate tetap berada pada level 5,5 persen.
"BI memandang stabilitas makroekonomi masih terjaga dilihat dari inflasi yang terkendali di level empat plus minus satu persen, Current Account Deficit (CAD) yang membaik, dan nilai tukar rupiah yang stabil," kata Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id