Sektor pertanian harus didorong untuk mendongkrak ekonomi Jatim. Foto: dok MI.
Sektor pertanian harus didorong untuk mendongkrak ekonomi Jatim. Foto: dok MI.

3 Sektor Penghambat Pertumbuhan Ekonomi Jatim

Amaluddin • 05 November 2020 20:30
Surabaya: Kelapa Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur, Drajat Irawan, mendorong sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan untuk mendongkrak kinerja ekonomi Jatim. Ini lantaran roda ekonomi Jatim terhambat, bahkan mengalami kontraksi sejak pandemi covid-19.
 
"Maka itu kami mendorong tiga sektor itu bangkit, agar perekonomian Jatim bisa kembali pulih," kata Drajat, dikonfirmasi Kamis, 5 November 2020.
 
Drajat mengakui tiga sektor itu yang telah menghambat pertumbuhan ekonomi Jatim. Padahal tiga sektor itu sebelumnya memiliki sumbangan cukup besar terhadap ekonomi Jatim, bahkan nasional. "Biasanya ekonomi Jatim mampu memberikan sumbangsih terhadap ekonomi nasional total sebesar 14,94 persen," ujarnya.

Misalnya sektor pertanian, memberi sumbangan terhadap ekonomi nasional sebesar 13,04 persen, industri pengolahan sebesar 22,8 persen, dan perdagangan sebesar 20,49 persen. Namun akibat melemahnya tiga sektor itu, membuat ekonomi Jatim mengalami kontraksi.
 
"Ekonomi Jatim yang biasanya tumbuh di atas lima persen, pada triwulan II-2020 justru terkontraksi sebesar 5,9 persen. Kemudian diperparah catatan triwulan III-2020 yang juga terkontraksi 3,75 persen. Ini menunjukkan bahwa ekonomi Jatim ada hambatan di berbagai hal," kata Drajat.
 
Drajat menyebut kinerja tiga sektor tersebut selama pandemi mengalami penurunan cukup besar. Industri pengolahan yang biasanya rata-rata tumbuh sebesar 6-8 persen justru terkontraksi sebesar 2,1 persen. Kemudian sektor perdagangan yang biasanya tumbuh sebesar enam persen menjadi turun sebesar 4,9 persen.
 
"Maka itu kami akan melakukan berbagai langkah strategis untuk kembali mendongkrak kinerja tiga sektor itu," tambahnya.
 
Untuk mendorong tiga sektor itu, lanjut Drajat, caranya dengan membangun pasar, menggelar pameran, dan melakukan berbagai inovasi. Membangun pasar karena pergerakan ekonomi harus ada pasar, baik secara daring dan luring atau dengan bermitra dengan provinsi lain.
 
"Ini sudah mulai kami lakukan sejak Juni 2020 dan sampai sekarang nilainya sudah mencapai Rp1 triliun. Karena sebenarnya ketergantungan provinsi lain pada produk Jatim cukup tinggi, mencapai 80 persen," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan