Kepala Badan Koordinasi Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu. Foto: Medcom.
Kepala Badan Koordinasi Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu. Foto: Medcom.

ASEAN Summit Ajak Negara Tetangga Belajar Atur Pertumbuhan Ekonomi dari Indonesia

Arif Wicaksono • 27 Maret 2023 20:51
Bali: Keketuaan Indonesia dalam ASEAN summit dengan tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth"menjadi peluang untuk mendorong peran Indonesia untuk menciptakan panduan pembangunan ekonomi berkelanjutan di level global. Apalagi ASEAN akan menjadi kawasan yang menjanjikan ketika negara lain sibuk dengan urusan resesi ekonomi.
 
baca juga: Indonesia Didukung Perkuat Fasilitas Produksi Bidang Energi Terbarukan, Gimana Caranya?

"Sumber pertumbuhan ekonomi dunia hanya India dan Asia Tenggara yang masih tumbuh positif. Sekarang kita mau tumbuh lagi di atas lima persen. (dengan capaian ini) negara ASEAN mau lihat cara manage ekonomi dari Indonesia, kita jadi lebih berwibawa ada confining power yang biasanya diraih negara besar namun indonesia meraih ini," kata Kepala Badan Koordinasi Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu dalam media briefing di Bali, Senin, 3 April 2023.
 
Dia juga mengatakan fokus pada ASEAN summit 2023 juga pada persoalan digitalisasi dan renewable energy yang menjadi roda pertumbuhan ekonomi ke depan. Dia menjelaskan banyak negara yang belum mengetahui cara melakukan transisi energi ke energi terbarukan yang membutuhkan beberapa faktor seperti transisi mekanisme pembiayaan untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
 
"Kalau kita dapat menentukan arah ini maka transition ini akan menaikkan kelas (kita). Kita mau ada investor energi terbarukan bukan hanya dari Indonesia tapi dari negara ASEAN juga," jelas dia. 

Kamus green

Bahkan dia mengatakan sedang membangun ASEAN Taxonomy yang merupakan kamus untuk pembiayaan sektor berkelanjutan. Setiap negara akan memiliki persepsi yang sama mengenai green financing dan pembiayaan untuk sektor energi baik green energy maupun fossil fuel.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Semakin green maka akan semakin murah bagi perbankan untuk memberikan kreditnya sehingga ada investasi ke sektor energi terbarukan. Hal ini membutuhkan diskusi dan pemahaman bersama menjadi produk green financing," jelas dia.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
(SAW)



LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif