Meski sejumlah strategi diluncurkan untuk mencapai target tersebut, namun Hariyadi memperkirakan target tersebut tidak akan tercapai. Situasi dan kondisi ekonomi yang tengah tidak menentu juga akan memengaruhi pencapaian target ini.
"Tapi kami perkirakan enggak akan tercapai. Kalau dilihat Januari-Agustus baru terkumpul Rp75,2 triliun. Untuk mencapai target paling tidak per bulan rata-ratanya harus mencapai Rp9,4 triliun. Ini pun enggak mungkin tercapai," jelas Hariyadi, dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi XI DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (7/10/2015).
Menurutnya, kenaikan target yang wajar adalah di angka enam persen atau sebesar Rp129 triliun. Jika kenaikan target terlalu tinggi malah akan mematikan pelaku industri tembakau. Kenaikan penerimaan ini merupakan hal yang sangat sensitif bagi dunia industri.
"Kenaikan target cukai malah membuat produksi berkurang. Terjadi penurunan dari sekitar 365 miliar batang menjadi di bawah 340-an miliar batang," ungkap dia.
Lebih lanjut Hariyadi menambahkan, penentuan cukai ditetapkan untuk membatasi suatu barang tertentu. Tapi, bila belum ada industri lain yang mampu menampung pekerja karena terbebani kenaikan target ini maka diharapkan kebijakan kenaikan ini tidak diterapkan.
"Kami tidak ingin indutri kolaps dan mata rantai ini hancur. Ada enam juta orang di industri ini," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id