Ilustrasi. MI/Amiruddin Abdullah Reubee
Ilustrasi. MI/Amiruddin Abdullah Reubee

Panen Raya Diprediksi Bisa Tekan Inflasi Akibat Kenaikan Harga LPG 12 Kg

Fathia Nurul Haq • 03 April 2015 15:32
medcom.id, Jakarta: Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo memprediksi, panen raya diperkirakan akan membuat harga beras turun sehingga mengimbangi inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
 
"Penghela inflasi paling besar itu kan BBM dan beras lah. Kalau itu terkendali, itu aman. Sekarang masalahnya beras akan turun. Kemarin gabah turun 8,95 persen turunnya, itu dari petani, begitu jadi beras butuh waktu, jualnya di April. Kalau misalnya turunnya harga beras 5 persen saja, itu sudah 0,20 sendiri (penghambat inflasi), sehingga dampak lain bisa tertutup," kata Sasmito di Jakarta, seperti dikutip Jumat (3/4/2015).
 
Hal senada dituturkan Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Meski Maret lalu inflasi mencapai 0,17  persen setelah tiga bulan berturut-turut mengalami deflasi, besaran inflasi menurutnya masih berada dibawah perkiraan Bank Indonesia.

"Tapi kan itu lebih rendah dari perkiraan kita kan. Karena ada faktor-faktor deflasi dari komponen makanan itu yang akan menjadi fenomena-fenomena bahwa faktor dengan koordinasi ini untuk memastikan harga makanan dan komoditas lain terkendali," ujar Perry.
 
Menanggapi penurunan impor pada quartal pertama, Perry mengungkap hal tersebut lumrah terjadi. "Neraca transaksi berjalan jelas akan lebih rendah di q1 (quartal) dibandingkan q4 tahun lalu. Perkiraan kita 1,8-1,9 persen. Kelas di bawah 2 persen di q1 ini.  Untuk keseluruhan tahun kita perkirakan 3 persen. Kan q2 itu tinggi, q3 dan q4 tergantung impor bahan baku, karena ada pembangunan infrastruktur," tukas Perry.
 
Sebelumnya, Sasmito memerkirakan, kenaikan harga eceran LPG 12 kilogram (kg) sebesar Rp7.000 diperkirakan akan menyumbang inflasi sebanyak 0,1 persen.
 
Selain harga LPG, harga BBM yang fluktuatif juga berdampak pada inflasi. Akibatnya bulan ini Indonesia masih akan mengalami inflasi sebagaimana yang terjadi Maret lalu. "Mungkin inflasi kecil. Maret inflasi kecil juga," kata dia.
 
Perhitungan tersebut didasarkan pada kenaikan sebesar Rp7.000 yang setara dengan 6 persen dan akan menyumbang andil sebanyak 0,05 persen hingga 0,1 persen terhadap inflasi. Untungnya menurut Sasmito, kendati kenaikan LPG yang diam-diam itu mencapai 6 persen, menurutnya konsumsi gas 12 kg masih tergolong rendah di Indonesia ketimbang LPG 3 kg. Sasmito memerkirakan dampak dari fluktuasi harga BBM lah yang mendominasi penyebab inflasi.
 
Vice President Fuel Marketing PT Pertamina (Persero) Muhammad Iskandar mengungkap kenaikan LPG 12 kg tersebut memang tidak memerlukan pemberitahuan. Laiknya pemasaran pertamax, harga LPG 12 kg sepenuhnya diserahkan pada mekanisme pasar.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WID)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan