Tingkat kewaspadaan tersebut muncul ditengah adanya surplus perdagangan di tahun 2016. Walaupun surplus neraca perdagangan, secara keseluruhan kinerja ekspor dan impor masih menurun bila dibanding pencapaian di 2015.
Menurut Sri Mulyani, kebijakan protektionisme oleh Donald Trump akan membuat negara yang memiliki ekonomi kuat seperti Tiongkok, Jepang, dan negara-negara di Eropa bereaksi penuh.
"Pemerintah Indonesia masih perlu melihat apakah kebijakan ekonomi di bawah Trump bisa genjot permintaan atas barang impor, termasuk dari Indonesia, atau justru menekan dari negara-negara mitra dagang AS," ucap Sri, ditemui di kantor pusat Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak, Jakarta Selatan, Senin (16/1/2017).
Selain itu, Sri pun perlu mewaspadai dari sisi domestik, seperti menjaga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 agar tetap berjalan baik. Tujuannya, agar tidak ada goncangan dari eksternal yang sangat berarti untuk Indonesia.
baca : Membedah Kebijakan Ekonomi Trump
"Kita siapkan kemungkinan yang bakal terjadi. Termasuk yang pengaruhi ekspor kita apakah dalam bentuk pertumbuhan ekonomi yang menciptakan barang-barang yang diekspor," ujar Sri.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan selama 2016 mengalami surplus sebesar USD8,78 miliar. Capaian tersebut lebih baik dibandingkan dengan neraca perdagangan 2015 yang hanya berhasil mencatat surplus sebesar USD7,67 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, surplus tersebut berasal dari capaian ekspor yang lebih besar ketimbang impornya. Ekspor secara kumulatif di 2016 sebanyak USD144,43 miliar sedangkan impornya hanya USD135,65 miliar.
"Meskipun surplus, ekspor kita menurun dibandingkan dengan di 2015. Artinya belum pulih sepenuhnya. Masih perlu waktu untuk pulih," ujar Suhariyanto.
Dia menjelaskan, secara kumulatif, ekspor di 2015 sebesar USD150,37 miliar. Artinya, ada penurunan ekspor sebanyak 4,11 persen dari 2016 bila dibandingkan dengan 2015. Selama 2016, ekspor masih didominasi oleh sektor nonmigas yang menyumbang sebanyak USD131,35 miliar. Sedangkan sektor migas sebesar USD13,09 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News