Meski situasi dan kondisi di sistem keuangan akan terkendali, namun KSSK mencermati ada beberapa risiko yang berasal dari eksternal dan domestik yang perlu diwaspadai karena dapat memengaruhi stabilitas sistem keuangan di Tanah Air.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati selaku Ketua KSSK mengatakan, dari sisi eksternal ada beberapa yang perlu diwaspadai di antaranya pemulihan ekonomi global masih belum stabil.
Selain itu, perlu pula mencermati dinamika pasar keuangan global yang dipengaruhi ketidakpastian dari kebijakan Pemerintah Amerika Serikat (AS) serta rencana kenaikan suku bunga AS yang berpotensi menekan arus modal dan juga nilai tukar.
"Kita juga melihat adanya rebalancing di Tiongkok yang juga berpotensi menimbulkan tekanan dan risiko," kata Ani, sapaan akrarbnya, dalam sebuah konferensi pers, di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta Pusat, Jumat (3/2/2017).
Dari sisi domestik, Ani menambahkan, beberapa hal yang perlu dicermati yakni adanya tekanan inflasi dari administer prices atau harga yang diatur pemerintah. Lalu, dari sisi fiskal ada risiko dalam penerimaan negara terutama yang berasal dari pajak serta juga defisit APBN.
Untuk mengantisipasi risiko tersebut, lanjutnya, maka baik Kemenkeu, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maupun Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) perlu fokus untuk memperkuat tata kelola prosedur dan standar pengelolaan dan pengawasan serta memperkuat protokol managemen krisis yakni dengan menyusun suatu program pertukaran pegawai.
"Kami sepakat akan meningkatkan koordinasi yang lebih erat dengan adanya pertukaran pegawai agar keempat institusi ini mengetahui satu sama lain. Itu penting sekali," jelas Ani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id