"Saya contoh, saya enggak perlu sebut tapi World Bank, misalnya, mengejar Bappenas untuk menyetujui semua program. Ada yang kami setujui, ada juga yang tidak kami setujui," kata dia dalam rapat dengan Komisi XI DPR RI, Rabu, 23 Juni 2021.
Ia menambahkan, Bappenas akan memilih program-program tertentu yang memang layak untuk mendapatkan pinjaman luar negeri. Sementara beberapa program yang tidak layak, maka Bappenas akan menolak, baik dalam bentuk hibah maupun pinjaman.
"Sebenarnya Bappenas hanya melihat programnya saja, apakah patut atau tidak patut. Sejauh mana ini bagus dilakukan, kalau tidak cocok kami tolak. Jadi kami banyak menolak hibah, kami juga banyak menolak pinjaman," ungkapnya.
Baru-baru ini, Indonesia menerima pinjaman dari Bank Dunia sebesar USD500 juta atau sekitar Rp7 triliun (kurs Rp14 ribu per USD) dalam rangka memperluas upaya Indonesia untuk menanggapi berbagai ancaman akibat covid-19, memperkuat kesiapsiagaan sistem kesehatan, serta mendukung program vaksinasi gratis pemerintah.
Pemerintah sebelumnya mendapat pendanaan sebesar USD800 juta atau sekitar Rp11,2 triliun (kurs Rp14 ribu per USD) dari Bank Dunia. Bantuan ini untuk mendukung reformasi kebijakan investasi dan perdagangan Indonesia serta membantu mempercepat pemulihan dan transformasi ekonomi.
Selain itu, pemerintah juga menerima utang sebesar USD400 juta atau sekitar Rp5,6 triliun (kurs Rp14 ribu per USD). Pendanaan dari Bank Dunia ini untuk mendukung reformasi yang akan membantu Indonesia memperdalam, meningkatkan efisiensi, dan memperkuat ketahanan sektor keuangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id