Menurut Bambang, keputusan untuk menurunkan BI rate sebaiknya langsung ditanyakan kepada pihak BI saja karena memang keputusan naik atau tidaknya suku bunga acuan berada dalam ranah otoritas moneter. Dirinya enggan berkomentar untuk tidak memunculkan banyak spekulasi.
"Tanya ke BI saja," singkat Bambang, usai menghadiri Konferensi Auditor Intern Pemerintah Indonesia, di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta Pusat, Kamis (22/10/2015).
Sebelumnya, Guru Besar Cornell University Iwan Jaya Azis mengatakan kebijakan menahan BI rate memang memiliki dampak positif untuk menahan arus modal keluar. Namun, kondisi tersebut justru memiliki dampak buruk terhadap laju perbankan nasional.
"Sekilas dampaknya positif karena mencegah modal keluar. Tapi 15 tahun lalu kalau dilihat balance sheet bank-bank di Indonesia, kredit itu yang paling besar, enggak ada namanya sekuritas," kata Iwan Jaya Azis.
Oleh karena itu, menurut Iwan, penurunan BI rate oleh otoritas moneter tersebut menjadi sebuah keharusan. Meski menahan BI rate memiliki dampak positif, tetapi penurunan tingkat suku bunga akan lebih berdampak signifikan.
"Kemungkinan dampak tingkat bunga tinggi itu lebih besar dari sekarang. Ada satu lagi, sementara harapan dampak positif cegah uang keluar itu penyebabnya lain. Jadi memang harus diturunkan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id