Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. FOTO: Kemenko Perekonomian
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. FOTO: Kemenko Perekonomian

Para Menteri APEC Diajak Berkolaborasi Dukung Transisi Hijau dan Transfer Teknologi

Angga Bratadharma • 18 November 2022 09:51
Bangkok: Indonesia tengah menjadi pusat perhatian dan mendapat kepercayaan negara-negara dunia usai mengadopsi dan mengesahkan Deklarasi Para Pemimpin G20 Bali, G20 Bali Leaders’ Declaration. Selain itu, perekonomian Indonesia juga dinilai telah menjadi the bright spot di tengah berbagai krisis dan tantangan yang dihadapi dunia saat ini.
 
Melanjutkan momentum tersebut, pemerintah serius menguatkan kerja sama bilateral maupun multilateral dengan berbagai negara, salah satunya ikut terlibat dalam forum kerja sama ekonomi kawasan Asia Pasifik. Setelah mengikuti keseluruhan rangkaian acara KTT G20, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertolak ke Bangkok.
 
Hal itu dilakukan untuk kemudian menghadiri rangkaian acara Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Economic Leaders’ Weeks di Thailand, pada 16-20 November 2022. Mengawali rangkaian kegiatan, Airlangga memimpin Delegasi Republik Indonesia dalam acara APEC Ministerial Meeting (AMM).

Sesi pembukaan AMM mengangkat topik 'Balanced, Inclusive, and Sustainable Growth' dan secara khusus membahas inisiatif Bio-Circular Growth (BCG) Economy Model dalam rangka mendukung transisi ekonomi berkelanjutan di Ekonomi APEC. Dalam sesi itu, Airlangga menyampaikan dukungannya terhadap inisiatif BCG dan mengajak Ekonomi APEC berkolaborasi.
Baca: Sri Mulyani: Forum G20 untuk Merespons Krisis Keuangan dan Ekonomi Global

"Model ekonomi BCG sangat relevan dengan adanya berbagai tantangan di depan. Model ekonomi ini tidak hanya dapat mendukung kebutuhan ekonomi saat ini, tetapi juga mendukung keberlangsungan generasi masa depan kita," jelas Airlangga, dilansir dari keterangan tertulisnya, Jumat, 18 November 2022.
 
Untuk mewujudkan inisiatif tersebut, Airlangga mengusulkan dua prioritas yakni meningkatkan kualitas investasi ekonomi hijau serta mempromosikan peningkatan kapasitas dan transfer teknologi. Terkait usulan meningkatkan kualitas investasi ekonomi hijau, Airlangga menyoroti besarnya kebutuhan investasi untuk melakukan transisi hijau.

 
Artinya APEC perlu membentuk mekanisme pembiayaan untuk mendukung implementasinya di ekonomi anggota. Indonesia sendiri membutuhkan sekitar USD322,8 miliar untuk mencapai target National Determined Contribution (NDC) di 2030 sehingga diperlukan mekanisme pembiayaan yang inovatif.
 
"Termasuk dari sektor privat, komunitas internasional, atau bauran pembiayaan lainnya," ucapnya.
 
Kemudian terkait usulan dalam mempromosikan peningkatan kapasitas dan transfer teknologi, Airlangga mengungkapkan, ekonomi berkembang menghadapi keterbatasan kapasitas institusional dan kurangnya akses terhadap teknologi hijau.
 
Ia menekankan pentingnya APEC sebagai 'incubator of ideas' untuk menggalang kerja sama konkret dalam mendukung pertukaran pengetahuan dan informasi serta kolaborasi riset untuk mendukung transisi hijau yang merata di antara ekonomi APEC.

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan