Ilustrasi. FOTO: MI/Andri Widiyanto
Ilustrasi. FOTO: MI/Andri Widiyanto

Indef Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI di 2022 Jadi 5,1%

Antara • 08 November 2022 17:00
Jakarta: Institute for Development of Economics and Finance (Indef) meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada keseluruhan 2022 dari lima persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 5,1 persen (yoy).
 
Revisi tersebut dilakukan setelah adanya realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan III-2022 yang melesat tinggi, yakni mencapai 5,72 persen (yoy).
 
"Kami mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi kami menjadi sedikit lebih optimistis, meski masih di bawah pemerintah yang ada di level 5,2 persen (yoy)," kata Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad, dalam acara Respons Indef Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kuartal-3 Tahun 2022, dilansir dari Antara, Selasa, 8 November 2022.

Meski pertumbuhan ekonomi triwulan ketiga tahun ini lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar 5,45 persen (yoy), namun Tauhid mengingatkan terdapat potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2022 menjadi 5,3 persen (yoy).
 
Penyebabnya, yakni peningkatan inflasi yang lebih tinggi dari triwulan sebelumnya seiring belum melandainya harga energi dan pangan, yang diikuti dengan pelemahan nilai tukar rupiah. Hal ini menjadi alarm untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi di sisa satu triwulan terakhir tahun ini.
Baca: Cadangan Devisa RI Turun di Oktober 2022

Oleh karenanya, ia menyarankan terdapat tiga hal yang bisa dilakukan pemerintah di sisa akhir tahun ini, yakni pertama adalah mempercepat belanja modal dan belanja barang, yakni hingga Oktober 2022 realisasi belanja modal baru mencapai sekitar 66,83 persen dan belanja barang 66,44 persen.
 
"Saya kira perlu ada terobosan yang cukup strategis agar memang dengan waktu yang sangat terbatas, yakni dua bulan, semua belanja itu bisa diselesaikan," tegasnya.
 
Jika tidak, Tauhid menilai sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) yang saat ini cukup besar tidak akan berarti apa-apa, padahal banyak masyarakat yang membutuhkan. Adapun per September 2022, SiLPA Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tercatat Rp490,7 triliun.
 
Langkah kedua yang disarankan yaitu penyesuaian secara moderat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) lantaran Indef merasa penyesuaian suku bunga kebijakan BI termasuk terlambat, sehingga perlu dilakukan moderasi suku bunga kebijakan untuk terus mengikuti perkembangan inflasi yang terjadi selama ini dan sangat dipengaruhi oleh dinamika kondisi global.
 
Langkah ketiga adalah perlunya penguatan pasar domestik untuk berbagai produk yang memiliki daya saing di pasar global, serta mempercepat berbagai industri impor di tengah kuatnya arus importasi beragam produk industri agar perlambatan ekonomi tidak terjadi.

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan