Menurut dia, ada ketidaksesuaian antara tujuan yang ingin dicapai pemerintah dengan alokasi anggaran yang dilakukan. Padahal meningkatkan kualitas SDM perku tercermin dari bagaimana meningkatkan kualitas indeks pembangunan manusia (IPM).
"Bicara mengenai bagian kita meningkatkan indeks pembangunan manusia, maka kita bicara tentang pembangunan manusia. Dan ini tidak tercermin untuk memberikan alokasi anggaran," ujarnya dalam rapat di Ruang Badan Anggaran (Banggar), Senayan, Jakarta, Rabu, 26 Juni 2019.
Dirinya mencontohkan, pada 2020 pagu anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) turun menjadi Rp34 triliun dari pagu indikatif sebesar Rp35 triliun. Padahal anggaran pendidikan mencapai Rp492,5 triliun dari total APBN Rp2.200 triliun.
"Turunnya ini karena beberapa infrastruktur semula yang masuk ke pendidikan berpindah. Kemendikbud pagu indikatifnya ini turun dan turunnya ini karena infrastruktur yang semula menjadi tanggung jawab Kemendikbud berpindah ke Kementerian PUPR," jelas dia.
Esti menambahkan anggaran untuk Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) juga selalu menurun. Padahal ekonomi kreatif bisa menjadi sumber baru perekonomian, namun tidak dibarengi dengan anggaran yang tepat.
"Kita bicara Bekraf bagaimana digitalisasi dalam industri ini diterapkan, tetapi anggaran yang dari 2015 itu Rp1,5 triliun kemudian turun di 2020 ini Rp870 miliar, sekiranya perlu dipertimbangkan apakah sudah tepat dengan anggaran yang segitu untuk se-Indonesia," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News