"Sampai Maret 2021, kita sudah merealisir Rp328,5 triliun pembiayaan utang kita," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita di Jakarta, Kamis, 22 April 2021.
Ia merinci, pembiayaan utang terdiri dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp337,2 triliun atau 27,9 persen dari pagu Rp1.207,3 triliun. Namun pada saat yang sama, pemerintah harus membayar pinjaman (neto) sebesar Rp8,7 triliun.
Sementara itu, pemerintah pembiayaan investasi yang dilakukan pemerintah adalah sebesar Rp5,6 triliun atau baru tiga persen dari pagu Rp184,5 triliun. Untuk pemberian pinjaman, kewajiban penjaminan, dan pembiayaan lainnya masih nihil.
Ia menambahkan, secara keseluruhan pembiayaan anggaran hingga akhir Maret 2021 sudah mencapai Rp323 triliun. Realisasi ini setara dengan 32,1 persen dari pagu sebesar Rp1.006,4 triliun untuk pemenuhan kebutuhan APBN tahun ini.
"Pembiayaan utang untuk menopang kebutuhan non utang termasuk untuk investasi dan untuk menambal defisit, juga untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi yang dirasakan masyarakat dan dunia usaha. Apakah defisit ini produktif dan untuk mendukung dunia usaha pulih kembali," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News