Demikian dengan hasil kajian Lembaga Penelitian Ekonomi Manajemen (LPEM) Universitas Indonesia (UI) yang menyatakan bahwa ekonomi RI kuartal III-2020 bakal terkontraksi dan akan memasuki masa resesi ekonomi. Maklum, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 sudah lebih dulu minus sebanyak 5,32 persen.
"Cukup dapat dipastikan bahwa perekonomian masih akan mengalami tekanan setidaknya untuk tahun ini. Dengan demikian, kami memperkirakan bahwa pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) untuk kuartal III-2020 akan berada di wilayah negatif," ucap Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky dalam rilis analisis makroekonomi Indonesia Economic Outlook yang dikutip Selasa, 3 November 2020.
Untuk pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2020, LPEM FEB UI memperkirakan akan mencapai minus 2,8 persen hingga minus 3,9 persen. Proyeksi tersebut membuat PDB sepanjang tahun ini berada di kisaran minus 0,9 persen hingga minus 2,2 persen.
Riefky melihat bahwa tekanan eksternal akan bertahan di sisa kuartal tahun ini lantaran potensi munculnya kembali pandemi covid-19 di beberapa negara yang sudah pulih semakin meningkat. Jika permintaan global kembali turun, neraca transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) akan tetap berada di antara 1,2 persen hingga 1,5 persen dari PDB di kuartal III-2020 dan full year 2020.
Dari sisi domestik, jelasnya, masyarakat masih menahan konsumsi hingga ke tingkat prapandemi. Oleh karena itu, tanda-tanda perbaikan daya beli masih terbatas, setidaknya untuk beberapa bulan ke depan karena belum ada keyakinan sampai kapan krisis ini akan terjadi.
Hal ini tercermin dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan bahwa inflasi inti Oktober 2020 hanya sebesar 0,04 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,13 persen (mtm).
Angka inflasi inti Oktober 2020 menjadi yang terendah kedua sepanjang tahun ini setelah Juni 2020 berada di puncak dengan tingkat inflasi inti hanya 0,02 persen. Secara tahunan, inflasi inti tercatat tetap rendah sebesar 1,74 persen (yoy), melambat dari inflasi September 2020 sebesar 1,86 persen (yoy).
Riefky menilai selama masa sulit ini fokus dan implementasi strategi penanggulangan covid-19 akan sangat berperan penting dalam kondisi perekonomian Indonesia. Sebagaimana dibuktikan banyak negara terkait langkah pemulihan, bahwa tidak mungkin mencapai pemulihan ekonomi tanpa pemulihan kesehatan.
"Apabila krisis kesehatan telah ditangani dan strategi pemulihan melalui stimulus moneter dan fiskal telah dilaksanakan secara efektif, kami memperkirakan pertumbuhan PDB akan kembali ke wilayah positif dan dapat mencapai level prapandemi pada 2021," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id