"Saya kira perlu ada perluasan bansos, bukan hanya ke kelompok miskin tapi juga lower middle income (kelompok berpendapatan menengah ke bawah). Kalau mereka tidak ada uang, tidak ada demand (permintaan)," kata Chatib dikutip dari Antara, Kamis, 25 Juni 2020.
Chatib menjelaskan perluasan bansos akan mendorong daya beli masyarakat setelah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilakukan. Ia tak ingin perlambatan daya beli seperti di Tiongkok turut terjadi di dalam negeri. Padahal kegiatan produksi di negeri tirai bambu ini sudah berjalan optimal.
"Kegiatan produksinya sudah berjalan normal tapi tidak ada yang membeli barang karena kebijakan lockdown selama tiga bulan lalu yang membuat masyarakat tidak punya pendapatan," ungkap dia.
Lebih lanjut, masalah ekonomi akan muncul kembali di kuartal pertama 2021 setelah habisnya masa restrukturisasi kredit UMKM. Para pelaku UMKM tidak bisa memperpanjang restrukturisasi kreditnya setelah bantuan selesai diberikan.
"Dalam kondisi ini, sekarang tidak bisa dukungan perbaikan ekonomi diharapkan dari penurunan bunga. Kenapa? Karena di perbankan, permintaan kreditnya drop (anjlok). Untuk apa kredit jika tidak bisa produksi karena tidak ada permintaan," ungkap dia.
Karena itu, ia menyarankan pemerintah menggenjot permintaan agar laju dunia usaha turut terangkat. "Apa yang bisa dilakukan? Memberikan bantuan tunai langsung? Tapi itu hanya untuk kelompok miskin. Padahal yang diminta tinggal di rumah bukan hanya yang miskin. Makanya perlu ada perluasan bansos," pungkas mantan menteri keuangan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id