Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara. Foto: Medcom.id/Husen Miftahudin.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara. Foto: Medcom.id/Husen Miftahudin.

Ngutang! Cara Negara di Dunia Amankan Diri Demi Kebutuhan Ekonomi

Insi Nantika Jelita • 01 Februari 2021 08:13
Jakarta: Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengungkapkan negara-negara di dunia tengah berlomba untuk mencari utang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, khususnya dalam pengadaan vaksin covid-19 saat ini. Hingga akhir Desember 2020, Indonesia tercatat memiliki utang sebesar Rp6.074,56 triliun.
 
"Negara berlomba-lomba mengamankan diri dengan cara utang. Semua negara berlomba mengamankan diri dengan harus punya cash. Kalau ada vaksin harus bisa beli vaksin," ujar Suahasil dalam webinar ILUNI UI, dikutip dari Mediaindonesia.com, Senin, 1 Februari 2021.
 
Dia pun membandingkan defisit Indonesia dengan negara lain yang dianggap lebih baik, seperti dengan India dan Malaysia. APBN 2020 diketahui mengalami defisit Rp956,3 triliun atau setara dengan 6,1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Serta ungkap Suahasil, pertumbuhan ekonomi Indonesia menurut IMF terkontraksi 1,9 persen pada tahun lalu.

"Kita bandingkan dengan India yang defisit minus 13 persen dan pertumbuhan ekonomi minus delapan persen. Defisit mereka lebih dalam, utang lebih banyak terhadap PDB dan growth turun lebih dalam. Negara seperti Jerman, Malaysia juga begitu," jelasnya.
 
Dia mengungkapkan alasan defisit Indonesia hingga minus 6,1 persen disebabkan penerimaan negara yang berkurang selama pandemi. Sementara anggaran belanja negara membengkak. Dengan demikian utang pun menjadi naik.
 
"Pasti utang naik. Sekarang sekitar 28,5 persen PDB. Mungkin 2021, ke 41 persen PDB. Tapi kita bandingkan dengan negara lain kalau semua negara ribut soal utang. Keamanan utang kita relatively modest," tutur Suahasil.
 
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kebanyakan negara menggunakan instrumen fiskal untuk melindungi rakyat dan perekonomian. Hal itu lah yang membuat defisit negara semakin melebar.
 
"Di AS bahkan defisit 18,7 persen, Prancis mendekati 11 persen, Tiongkok kontraksinya 12 persen, India sampai 13,1 persen defisit fiskalnya. Di Malaysia 6,5 persen, Filipina 8,1 persen, Singapura 10,8 persen," ucapnya beberapa waktu lalu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan