Ilustrasi. Foto: AFP/Bay Ismoyo.
Ilustrasi. Foto: AFP/Bay Ismoyo.

Bagaimana Kondisi Ekonomi Indonesia pada 2022? Ini Ramalannya

Ade Hapsari Lestarini • 23 Desember 2021 06:11
Jakarta: Kondisi ekonomi pada 2022 memiliki situasi ketidakpastian yang masih sangat tinggi. Pada 2022, disinyalir motif politik untuk menuju 2024 semakin panas dan tentu hal ini akan memengaruhi kondisi perekonomian nasional di tahun depan tersebut.
 
Belum lagi, Undang-Undang Cipta Kerja yang sebelumnya menghadirkan optimisme cukup besar dalam mempercepat tumbuhnya investasi menjadi kembali dipertanyakan pasca Mahkamah Konstitusi menyebutnya inkonstitusional bersyarat.
 
Sigmaphi yang merupakan lembaga riset dan analisis data memaparkan beberapa proyeksi politik yang akan terjadi pada 2022 dengan tema "Year of The Tiger, Riding The Tiger".

Peneliti politik Sigmaphi Reno Koconegoro menyampaikan politik luar negeri pada 2022 akan berpusat pada relasi ekonomi politik dan pertahanan Tiongkok-Dunia. Mulai dari persoalan Laut Cina Selatan, perang dagang, komitmen terhadap lingkungan hidup, hak asasi manusia dan demokrasi, hingga persoalan asal mula covid-19.
 
Reno menyebut ada beberapa momen politik yang saling terkait satu sama lain pada 2022 yang akan menjadi tantangan dan memiliki konsekuensi tersendiri bagi politik domestik. Di antaranya adalah proses politik perbaikan Omnibus Law UU Cipta Kerja, transmisi pemerintah-DPR dalam menormalisasi defisit APBN, beberapa kepala daerah yang habis masa jabatannya, dan manuver dari tokoh politik menuju 2024.
 
"Keterkaitan momen tersebut akan menjadikan politik domestik di 2022 berjalan secara lebih dinamis dibandingkan 2021. Sebuah fase bertemunya tahun pemulihan ekonomi dengan tahun konsolidasi politik yang akan menentukan arah konfigurasi ekonomi politik nasional di tahun-tahun berikutnya," jelas Reno, dalam keterangan resminya, Kamis, 23 Desember 2021.

Pertumbuhan ekonomi 2022 ditopang investasi

Mempertimbangkan proyeksi politik tersebut, peneliti senior Sigmaphi Telisa Falianty memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 3,49 persen hingga akhir 2021 ini dan meningkat menjadi 4,90 persen pada 2022.
 
Lebih jauh Telisa menjabarkan pertumbuhan 2022 ditopang oleh investasi yang akan tumbuh sebesar 5,94 persen, dan konsumsi masyarakat yang tumbuh 4,97 persen, sedangkan ekspor bersih justru tumbuh minus 0,61 persen seiring dengan normalisasi harga komoditas yang diperkirakan akan terjadi pada pertengahan tahun depan.
 
"Indonesia dapat tumbuh lebih tinggi apabila memberikan perhatian lebih besar pada pelaku UMKM. Simulasi yang dilakukan Sigmaphi, dengan mendorong 10 persen saja pelaku UMKM naik kelas, maka ekonomi dapat tumbuh 6,7 persen," jelas dia.
 
Salah satu strateginya yakni dengan mendorong penyaluran kredit lebih besar kepada sektor UMKM, dan untuk melakukan ini perbankan masih punya ruang yang lebar mengingat saat ini LDR perbankan baru sebesar 79,11 persen.
 
"Sehingga apabila ruang tersebut digunakan untuk meningkatkan kapasitas UMKM kita, maka dampaknya sangat besar, tidak saja terhadap pertumbuhan ekonomi tetapi juga terhadap penyerapan tenaga kerja," tutup dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan