"Ini yang akan memengaruhi waktu dan jumlah penerbitan SBN kita dan ini masuk di dalam keseluruhan kerja serta kinerja yang akan kami lihat untuk pengelolaan utang tahun ini," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Rabu, 2 Februari 2022.
Dengan demikian, penerbitan SBN valas tahun ini akan dilakukan secara kombinasi baik dengan denominasi dolar AS, euro, maupun yen Jepang. Ia pun menegaskan akan terus melakukan kalibrasi mengenai optimalisasi dari komposisi mata uang asing dibanding domestik, sembari melihat perkembangan kondisi pasar untuk menentukan waktu maupun besaran yang tepat dalam penerbitan SBN.
Meski begitu, rencana penerbitan SBN dengan denominasi valas akan tetap dilihat pada keseluruhan 2022, baik di triwulan I, II, III, maupun IV.
"Waktunya akan sangat ditentukan oleh kondisi pasar dan tentu dari sisi kebutuhan pembiayaan kami sendiri, serta kondisi kas negara," tambahnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan penerbitan SBN valas juga akan mempertimbangkan peluang yang paling tepat agar bisa menjamin stabilitas pembiayaan APBN, dengan risiko yang tetap dapat dikelola secara baik.
Kementerian Keuangan hingga saat ini terus melakukan adopsi strategi pembiayaan utang yang sifatnya selalu oportunistis dan fleksibel, namun tetap berfokus pada azas atau prinsip kehati-hatian dan akuntabilitas.
Menurut dia, oportunistis dan fleksibilitas sangat dibutuhkan dalam penerbitan SBN, terutama pada saat melihat kondisi pasar yang dinamis seperti cepatnya pemulihan ekonomi negara maju diiringi lonjakan inflasi.
"Oleh karena itu kami memasukkan faktor tersebut dan faktor dalam negeri. Kami akan mewaspadai, meneliti, dan merespons dinamika global yang akan terus terjadi," pungkas Sri Mulyani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News