Jakarta: Pemerintah meyakini pemberlakuan new normal atau kenormalan baru menunjukan perbaikan aktivitas ekonomi. Membaiknya ekonomi juga tercermin dari meningkatnya domestic demand yang tercermin dari kenaikan inflasi.
Pada Juni 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,18 persen. Inflasi secara tahun kalender sejak Januari-Juni 2020 tercatat sebesar 1,09 persen.
Sementara itu, inflasi secara tahunan atau year on year (yoy) adalah 1,96 persen. Laju inflasi tersebut disumbang oleh komoditas daging ayam ras 0,14 persen dan telur ayam ras 0,04 persen pada Juni 2020.
"Pembukaan kantor-kantor pada era New Normal telah mendorong dibukanya warung atau rumah makan dan pada gilirannya meningkatkan permintaan dan harga daging ayam dan telur ayam ras tersebut," kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis, 2 Juli 2020.
Menurut Airlangga penyebab tingginya inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,47 persen pada Juni 2020 tidak terlepas dari mulai naiknya permintaan masyarakat terhadap kelompok barang tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa new normal mendorong aktivitas ekonomi.
"Pembukaan kegiatan ekonomi juga telah mendorong sektor transportasi mulai menggeliat, seperti tercermin dari inflasi kelompok transportasi khususnya yang berasal dari tarif angkutan udara, tarif angkutan antar kota, dan kendaraan roda dua online," jelas dia.
Airlangga yang juga Ketua Tim Pengendalian Inflasi Pusat meyakini laju inflasi secara nasional pada Juni 2020 masih relatif rendah. Laju inflasi yang terkendali dipercaya akan mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Dengan sinyal positif kegiatan ekonomi terkini dan laju inflasi yang terkendali diharapkan pertumbuhan ekonomi 2020 lebih baik dari perkiraan Lembaga Internasional baik IMF maupun World Bank," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News