"Bagi saya, kalau boleh saya sarankan jangan fokus menghindari resesi," kata dia dalam rapat dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Senin, 31 Agustus 2020.
Ia menambahkan pertumbuhan penjualan mobil pada Januari-Juli minus hingga 50 persen, begitupun dengan pariwisata dan konsumsi masyarakat. Saat ini sudah di penghujung Agustus, sehingga kuartal III hanya menyisakan satu bulan lagi yaitu September.
Faisal memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal III akan minus tiga persen. Namun Faisal mengkritik cara pikir Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang menyebut jika kontraksi ekonomi membaik maka tidak bisa disebut sebagai resesi.
"Kata Menko (Perekonomian) itu enggak resesi. Menko saja, pemahaman resesinya nol besar. Kata menko kalau kuartal II 5,3 minusnya, kuartal III minus lima, itu enggak resesi, karena minusnya turun. Ngeri enggak pak? Komandan ekonominya enggak ngerti resesi apa," ungkapnya.
Oleh karena itu, Faisal menegaskan, pemerintah tak harus pasang target agar tidak terjadi resesi di kuartal III. Lebih baik, pemerintah fokus pada upaya membenahi masalah penanganan pandemi covid-19, sehingga pemulihan ekonomi bisa dilakukan kemudian.
"Targetnya sampai September benahi virus, sehingga kuartal III biarkan minus. Kalau skenario yang Bapak-Bapak bayangkan, barangkali ekonomi cepat pulih, tapi virusnya meningkat lagi, jadi huruf W nanti kita, bukan huruf V. Huruf W ini lebih ngeri," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id