Kunjungan tersebut merupakan rangkaian tindak lanjut usai bertemu dengan Chief Financial Officer (CFO) Fonterra Lukas Paravicini yang mendiskusikan tentang rencana ekspansi perusahaan ke Indonesia. Franky menyampaikan bahwa beberapa produk yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia adalah produk susu untuk bayi yang permintaannya terus meningkat.
"Mereka menyampaikan bahwa pendekatan yang dilakukan adalah dengan memberikan nilai tambah pada konsumen seiring dengan adanya peningkatan middle class di Indonesia," jelas dia dalam siaran persnya, di Jakarta, Sabtu (7/5/2016).
Menurut Franky, Fonterra ingin fokus pada pembangunan industri susu dan produk turunannya, sampai kepada memperkuat distribusi di jejaring ritel di Indonesia. Fonterra selaku existing investor berencana untuk memperluas bisnisnya di Indonesia. Fonterra memiliki 76 fasilitas pengolahan susu salah satunya adalah Fontera Te Rapa.
Kunjungan ini bertujuan untuk melihat skema kegiatan usaha dan proses produksi susu bubuk (skim milk powder, whole milk powder) dan produk krim (mentega, anhydrous milk fat, cream cheese, high fat cream cheese, high fat cream cheese, dan frozen cream).
Fonterra merupakan perusahaan pengolahan susu terbesar di Selandia Baru, dengan bahan baku yang disuplai oleh koperasi-koperasi peternakan sapi di Selandia dan shareholder sebanyak 10.500 orang. kepemilikan koperasi petani yang mampu mengekspor 2,6 juta metrik ton produk susu dari Selandia Baru setiap tahunnya.
Sekadar informasi, Franky hadir bersama Dubes RI untuk Selandia Baru, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik, Kemenko Perekonomian, dan Kepala Perwakilan BKPM di Sydney.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News