"Begitu Oktober ketok APBN 2016, November mereka sudah lelang, Desember DIPA-nya sudah keluar, Januari kontrak sudah tanda tangan dan pencairan tahap pertama sudah dilakukan," ujar Bambang, di kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2015).
Ia mengakui, seringkali realisasi anggaran pada kementerian dan lembaga di awal tahun selalu melorot sehingga harus melakukan percepatan penyerapan anggaran di akhir tahun. Hal ini yang menyebabkan setiap kementerian dan lembaga tak penuhi target penyerapan anggaran setiap tahunnya.
"Kita harapkan dengan tarik aktivitas proyek ke Januari-Februari maka penyerapan lebih baik dari total. Jadi tidak tutup di semester II atau triwulan IV," paparnya.
Seperti diketahui, RAPBN untuk 2016 memang terus dimatangkan oleh pemerintah sebelum diserahkan ke DPR pada Agustus 2015. Diperkirakan, besaran APBN 2016 pemerintahan Jokowi mencapai Rp2.200 triliun dan tak ada perubahan yang signifikan.
"Dari mana berubahnya, kan kita membaca pendahuluan. Kan ada range? Tadi kita bicara kemungkinan titiknya. Kalau kemungkinan pagu, masih kita ubah-ubah sesuai prioritas dan efisiensi belanja tadi," pungkas Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id