Direktur Utama Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengungkapkan, harus ada evaluasi mendalam dari Jokowi kepada para menterinya. Salah satu evaluasi yang terpenting adalah kinerja. Menurut dia, kinerja dianggap paling penting lantaran bisa menjadi indikator objektif dibandingkan beberapa evaluasi lainnya.
"Mestinya Pemerintah mengevaluasi menteri menteri yang sekarang ada? Yang pertama kali dievaluasi tentunya kinerja. Nah kinerja harus terukur," kata Enny saat pemaparannya di Kantor Indef, Pasar Minggu, Jakarta, Sabtu (28/11/2015).
Evaluasi kedua yang harus dinilai adalah bagaimana masing-masing menteri menyelesaikan persoalan di masing-masing kementerian yang dipimpinnya. Ketiga, bagaimana menilai secara profesionalisme dan potensi yang mumpuni.
Enny mengatakan, bila benar-benar akan terjadi reshuffle jilid dua, maka Presiden harus benar-benar memilih menteri barunya. Jangan sampai kinerja menteri barunya malah lebih buruk dari sebelumnya.
"Maka diharapkan menteri yang nanti atau penggantinya (reshuffle jilid 2) ini betul-betul menteri profesional yang kinerjanya jauh lebih baik," ucap dia.
Lebih lanjut, Enny juga menekankan, harus ada garansi untuk setiap pengganti menteri yang sekarang dianggap memiliki kinerja terburuk.
"Kalau Presiden Jokowi mau reshuffle satu kementerian, maka harus ada garansi penggantinya lebih baik. Menurut saya, beberapa setelah diganti bukan positif malah negatif kan ada. Itu yang harus diingat," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News