"Melihat proyeksi ke depan, suku bunga semakin rendah," kata Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan dikutip dari Media Indonesia, Sabtu, 13 Juni 2020.
Jika imbal hasil atau kupon yang diberikan dalam ORI terlalu tinggi, dikhawatirkan memengaruhi keberanian perbankan dalam memberikan bunga kredit lebih rendah. Meski begitu, imbal hasil sebesar 6,4 persen itu merupakan imbal hasil premium lebih tinggi daripada instrumen investasi perbankan lain misalnya deposito.
Sebagai perbandingan, tingkat imbal hasil ORI sebelumnya ialah seri 015 sebesar 8,25 persen dan ORI016 mencapai 6,8 persen. Pemerintah berencana mulai menawarkan ORI-017 ini kepada masyarakat pada Senin 15 Juni hingga 9 Juli 2020 dengan masa jatuh tempo mencapai tiga tahun. Masyarakat bisa membeli surat berharga ini dengan minimum pembelian mencapai Rp1 juta dan maksimum mencapai Rp3 miliar.
Di tempat terpisah, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu Isa Rachmatarwata menyebutkan kegiatan pelelangan pada 2020 terganggu lantaran adanya covid-19 yang mewabah di Indonesia. Imbasnya akan memengaruhi target pencapaian lelang.
"Selama wabah covid-19 pelaksanaan lelang berkurang, capaian yang berhasil dilelang juga tidak tinggi. Tidak setinggi capaian yang kami harapkan," ujarnya kepada media secara virtual, Jumat, 13 Juni 2020.
Hingga 8 Juni 2020, tercatat kinerja pokok lelang mencapai Rp8,07 triliun dari target yang ditetapkan di tahun ini sebesar Rp30,83 triliun. Adapun penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari kinerja lelang mencapai Rp167,98 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp675 miliar. Terhambatnya kinerja lelang, kata Isa, terjadi karena adanya kebijakan pembatasan sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News