Bank Indonesia. Foto : MI.
Bank Indonesia. Foto : MI.

BI: Ekonomi Membaik di April

Husen Miftahudin • 02 Maret 2020 18:33
Jakarta: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengakui dampak terberat ekonomi imbas mewabahnya virus korona terjadi pada Februari-Maret ini. Namun kondisi tersebut berangsur pulih pada April 2020.
 
"Dampak terberat (ekonomi terhadap virus korona) ini pada Februari dan Maret, dan mengalami perbaikan di April namun belum tentu pulih. Mei dan seterusnya mulai pulih," ujar Perry dalam konferensi pers di kantor pusat Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin, 2 Maret 2020.
 
Mengatasi hal tersebut, bank sentral menurunkan giro wajib minimum (GWM) rupiah sebesar 50 bps. Upaya ini ditujukan kepada bank-bank yang melakukan kegiatan pembiayaan ekspor-impor sehingga diharapkan dapat mempermudah kegiatan ekspor-impor melalui biaya yang lebih murah.

Kebijakan penurunan GWM rupiah ini diimplementasikan mulai 1 April 2020 dan berlaku selama sembilan bulan ke depan. Pemberlakuan penurunan GWM rupiah selama sembilan bulan ini untuk mengatasi masalah kesulitan ekspor dan impor imbas mewabahnya virus korona tersebut.
 
"Prediksi kami mestinya mulai normal setelah enam bulan, tapi kami berikan sembilan bulan. Kalau enam bulan sudah normal, selanjutnya ini masih bisa dukung dunia usaha dalam kegiatan ekspor impornya," jelas Perry.
 
Selain itu, Bank Indonesia juga mengeluarkan jurus dengan menurunkan rasio GWM Valuta Asing Bank Umum Konvensional dan Syariah. GWM diturunkan dari sebelumnya delapan persen menjadi empat persen dan berlaku mulai 16 Maret 2020.
 
"Penurunan ini akan meningkatkan lilkuiditas valas di perbankan, jumlahnya sekitar USD3,2 miliar. Dengan ini, kita harapkan likuiditas valas di perbankan akan semakin banyak," ulas dia.
 
Menurut Perry, langkah ini diambil BI sebagai lanjutan dari kebijakan sebelumnya dalam menjaga stabilitas moneter dan pasar keuangan. Termasuk memitigasi risiko virus korona.
 
"Penurunan rasio GWM valas akan memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah. Dengan itu, perbankan akan lebih mampu memasok valas di pasar valas di samping intervensi yang dilakukan BI dalam mengoptimalkan strategi intervensi di pasar DNDF (Domestic Non Delivery Forward), pasar spot, dan pasar SBN (Surat Berharga Negara)," tutup Perry.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan