"Kalau angka kasar bukan angka pasti, ini minimal Rp200 triliun sampai Rp250 triliun itu bisa kita menjadikan target. Tapi detail angkanya kita lagi menyusun," kata dia, dalam video conference, Selasa, 8 Februari 2022.
Ia mengungkapkan, beberapa sektor investasi ditargetkan bisa masuk selama Presidensi G2o. Salah satunya adalah hilirisasi industri berbasis sumber daya alam yang selama ini sudah dimiliki dan menjadi modal utama Indonesia.
"Sektor yang ingin kita dorong adalah sektor hilirisasi. Jadi selain sektor pariwisata, perkebunan, yang saya pikir itu sudah terjadi, dan yang menjadi fokus kita ini adalah hilirisasi," ungkapnya.
"Di sektor apa? Batu bara untuk menjadi DME dan metanol. Kemudian nikel menuju kepada baterai (mobil listrik), copper harus ada minimal 70 persen nilai tambahnya," lanjut dia.
Bahlil menambahkan, Indonesia saat ini menginginkan investasi berkelanjutan dan inklusif. Selain itu, pemerintah mendorong investasi yang ramah lingkungan dan berkeadilan sehingga mampu memberdayakan pengusaha daerah dan UMKM.
"Ini yang akan menjadi fokus kita, agar kemudian dunia, terutama Eropa itu tahu tentang konsep besar dari investasi dari hulu ke hilir, hilirisasi yang terjadi di Indonesia," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News